Nabi (ﷺ) berkata, “Teladan Anda dan teladan orang-orang dari dua Kitab Suci (yaitu Yahudi dan Kristen) adalah seperti contoh seorang pria yang mempekerjakan beberapa pekerja dan bertanya kepada mereka, 'Siapa yang akan bekerja untukku dari pagi sampai tengah hari untuk satu Qirat? ' Orang-orang Yahudi menerima dan melaksanakan pekerjaan itu. Dia kemudian bertanya, “Siapakah yang akan bekerja untukku dari tengah hari sampai shalat Asr untuk satu Qirat?” Orang-orang Kristen menerima dan menggenapi pekerjaan itu. Kemudian dia berkata, “Siapakah yang akan bekerja untukku dari `Asr sampai matahari terbenam untuk dua Qirat?” Kalian, Muslim telah menerima tawaran itu. Orang-orang Yahudi dan Kristen marah dan berkata, “Mengapa kita harus bekerja lebih banyak dan mendapatkan upah yang lebih rendah?” Allah berfirman: “Apakah aku telah menahan sebagian dari hakmu?” Mereka menjawab negatif. Beliau berkata: “Ini adalah berkat-Ku, Aku berikan kepada siapa yang aku kehendaki.”
Komentar Hadis: Perumpamaan Para Pekerja
Hadis yang mendalam dari Sahih al-Bukhari (2268) ini menyajikan perumpamaan yang megah yang menggambarkan perbedaan antara Umat Muslim dan bangsa-bangsa sebelumnya dalam penerimaan mereka terhadap bimbingan ilahi dan imbalan spiritual yang dihasilkan.
Tiga Periode Kerja
Periode pertama (pagi hingga tengah hari) mewakili era Nabi Musa dan orang Yahudi, yang diberikan Taurat dan diminta untuk mengikuti ajaran lengkapnya hingga kedatangan Yesus.
Periode kedua (tengah hari hingga Asar) melambangkan era Nabi Yesus dan orang Kristen, yang diberikan Injil dan diperintahkan untuk menjunjung tinggi ajarannya hingga kedatangan Nabi Muhammad.
Periode ketiga (Asar hingga matahari terbenam) menandakan era terakhir Nabi Muhammad dan umat Muslim, yang menerima wahyu lengkap dan final Islam meskipun kedatangannya pada periode terakhir sejarah manusia.
Keadilan dan Kemurahan Ilahi
Keluhan bangsa-bangsa sebelumnya tentang menerima imbalan lebih kecil meskipun periode pengamatan lebih lama menunjukkan pemahaman manusia yang terbatas terhadap kebijaksanaan ilahi. Tanggapan Allah menegaskan keadilan mutlak-Nya - tidak ada hak yang ditahan dari bangsa mana pun.
Imbalan ganda untuk umat Muslim menggambarkan kemurahan Allah yang tak terbatas (fadl). Meskipun umat Muslim datang terakhir, penerimaan mereka terhadap pesan lengkap, terpelihara, dan final di masa kegelapan spiritual yang lebih besar layak mendapat karunia ilahi yang lebih besar.
Pelajaran Spiritual
Perumpamaan ini mengajarkan umat Muslim rasa syukur karena dipilih sebagai Umat terakhir sambil memperingatkan terhadap kesombongan. Ini mengingatkan kita bahwa imbalan ilahi mengikuti kebijaksanaan ilahi, bukan perhitungan manusia.
Hadis ini juga menghibur umat Muslim bahwa meskipun mereka adalah bangsa terakhir secara kronologis, status spiritual mereka tidak berkurang tetapi berpotensi ditingkatkan melalui rahmat Allah yang tak terbatas dan kelengkapan bimbingan Islam.