حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، قَالَ سَمِعْتُ الزُّهْرِيَّ، عَنْ سَالِمٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَجْمَعُ بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ إِذَا جَدَّ بِهِ السَّيْرُ‏.‏
Terjemahan
Riwayat Anas

Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa memanjatkan dua shalat ini bersama-sama dalam perjalanan yaitu Maghrib dan 'Isya'.

Comment

Memendekkan Sholat (At-Taqseer)

Sahih al-Bukhari - Hadits 1108

Analisis Teks

Hadits mulia ini menetapkan kebolehan dan praktik menggabungkan sholat Maghrib dan Isya selama perjalanan. Hal ini menunjukkan fleksibilitas dan kemudahan yang diberikan oleh hukum Islam kepada para musafir.

Keputusan Hukum

Konsensus ulama menyatakan bahwa menggabungkan sholat saat bepergian adalah diperbolehkan, dengan kebanyakan lebih memilih untuk menggabungkan pada waktu sholat yang lebih awal (jam' taqdim). Praktik Nabi yang konsisten menunjukkan bahwa ini adalah sunnah yang dianjurkan, bukan hanya konsesi sesekali.

Syarat dan Penerapan

Jarak yang memenuhi syarat sebagai perjalanan umumnya dianggap sekitar 48 mil (80 km) menurut kebanyakan ulama klasik. Penggabungan dapat dilakukan dengan memajukan Isya ke waktu Maghrib atau menunda Maghrib ke waktu Isya, meskipun yang pertama lebih umum dipraktikkan.

Hikmah dan Manfaat

Keputusan ini menunjukkan sifat praktis Islam, meringankan kesulitan bagi para musafir. Ini memfasilitasi ibadah sambil mengakui tantangan perjalanan, mewujudkan prinsip bahwa "Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesulitan bagimu" (Quran 2:185).