Saya mengunjungi Rasulullah (ﷺ) saat dia menderita demam tinggi. Aku menyentuhnya dengan tanganku dan berkata, "Wahai Rasulullah (ﷺ)! Anda demam tinggi." Rasulullah (ﷺ) berkata, "Ya, aku demam sebanyak dua orang di antara kamu." Saya berkata, "Apakah karena Anda akan mendapatkan hadiah ganda?" Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Ya, tidak ada Muslim yang menderita karena penyakit atau ketidaknyamanan lainnya, melainkan Allah akan menghapus dosa-dosanya baginya seperti pohon yang menumpahkan daunnya."
Eksposisi Hadis
Narasi mulia ini dari Sahih al-Bukhari (5660) mengungkapkan kebijaksanaan mendalam mengenai hikmah ilahi dalam cobaan. Ketika Nabi (ﷺ) menyatakan bahwa ia menahan demam setara dengan dua orang, ia menerangi prinsip bahwa para nabi menanggung ujian yang secara proporsional lebih besar daripada pengikut mereka, sesuai dengan kedudukan spiritual mereka yang lebih tinggi.
Implikasi Teologis
Pernyataan Nabi bahwa ia menerima pahala ganda menunjukkan bahwa balasan ilahi sesuai dengan besarnya kesabaran. Ini menetapkan doktrin Islam bahwa kesulitan berfungsi sebagai penebus dosa - rahmat ilahi yang membersihkan catatan spiritual orang beriman.
Analogi pohon yang menggugurkan daun dengan indah menggambarkan bagaimana dosa kecil dan besar terlepas dari jiwa melalui ketekunan sabar selama sakit, meninggalkan orang beriman dalam keadaan dimurnikan secara spiritual.
Panduan Praktis
Hadis ini mengajarkan orang beriman untuk mengubah perspektif mereka tentang penderitaan, memandang penyakit fisik sebagai peluang untuk kemajuan spiritual daripada sekadar kemalangan. Kesabaran menahan ketidaknyamanan menjadi tindakan ibadah yang mendekatkan seseorang kepada Yang Ilahi.
Para ulama menyimpulkan dari ini bahwa mengunjungi orang sakit adalah Sunnah yang dianjurkan, karena memberikan kenyamanan dan mengingatkan yang menderita akan manfaat spiritual yang melekat dalam kondisi mereka.