Suatu malam saya tidur di rumah Maimuna. Nabi (ﷺ) bangun, menjawab panggilan alam, mencuci muka dan tangannya, lalu tidur. Dia bangun (larut malam), pergi ke kulit air, membuka mulutnya dan melakukan wudhu tanpa menggunakan banyak air, namun dia mencuci semua bagian dengan benar dan kemudian berdoa. Saya bangkit dan meluruskan punggung saya agar Nabi (ﷺ) tidak merasa bahwa saya sedang mengawasinya, dan kemudian saya melakukan wudhu, dan ketika dia bangun untuk berdoa, saya berdiri di sebelah kirinya. Dia memegang telingaku dan membawaku ke sisi kanannya. Dia menawarkan tiga belas rak`at dan kemudian berbaring dan tidur sampai dia mulai menghembuskan nafas seperti yang biasa dia lakukan ketika dia tidur. Sementara itu Bilal memberi tahu Nabi (ﷺ) tentang waktu yang akan datang untuk shalat (fajar), dan Nabi mempersembahkan shalat fajar tanpa melakukan wudhu baru. Dia biasa berkata dalam doanya, Allahumma ij`al fi qalbi nuran wa fi basari nuran, wa fi sam`i nuran, wa`an yamini nuran, wa`an yasari nuran, wa fawqi nuran, wa tahti nuran, wa amami nuran, wa khalfi nuran, waj`al li nuran.” Kuraib (seorang subnarator) berkata, “Saya telah melupakan tujuh kata lain, (yang disebutkan Nabi (ﷺ) dalam doa ini). Saya bertemu dengan seorang pria dari keturunan Al-'Abbas dan dia menceritakan tujuh hal itu kepada saya, menyebutkan, '(Biarlah ada cahaya di dalam) saraf saya, daging saya, darah saya, rambut saya dan tubuh saya,' dan dia juga menyebutkan dua hal lainnya.”