Rasulullah SAW bersabda, “Ketika hari itu adalah sepertiga akhir malam, Tuhan kami Yang Mahatinggi, turun setiap malam ke surga dunia dan berkata, “Adakah orang yang memohon kepada-Ku (meminta sesuatu dari-Ku) agar Aku menanggapi dosanya; adakah orang yang meminta kepada-Ku sesuatu untuk Aku berikan kepadanya? Adakah orang yang meminta ampunan kepada-Ku? memaafkannya?” ﷺ “
Keunggulan Sepertiga Malam Terakhir
Hadis mulia ini dari Sahih al-Bukhari (6321) mengungkapkan kesempatan ilahi yang luar biasa yang terjadi di kedalaman setiap malam. Sepertiga terakhir malam adalah waktu ketika rahmat Allah turun dan respons-Nya terhadap doa mencapai puncaknya.
Penjelasan Turunnya Ilahi
Turunnya Allah ke langit terendah adalah dengan cara yang sesuai dengan keagungan-Nya, tidak seperti turunnya makhluk ciptaan. Sebagaimana Imam al-Tahawi menyatakan: "Dia melampaui batas, ujung, organ, atau alat. Enam arah tidak mengandung-Nya seperti halnya makhluk ciptaan."
Turun ini menandakan perhatian khusus, rahmat, dan kesiapan Allah untuk merespons selama waktu yang diberkati ini, menunjukkan kemurahan dan aksesibilitas-Nya yang tak terbatas kepada hamba-hamba-Nya.
Tawaran Ilahi Tiga Kali
Allah memanggil tiga undangan spesifik: bagi mereka yang mencari respons terhadap doa-doa mereka, bagi mereka yang meminta rezeki dan kebutuhan, dan bagi mereka yang mencari pengampunan. Tawaran komprehensif ini mencakup semua aspek kebutuhan spiritual dan duniawi seorang mukmin.
Pengulangan pertanyaan menekankan keinginan Allah untuk menganugerahkan nikmat-Nya dan kekecewaan-Nya ketika hamba-hamba-Nya mengabaikan kesempatan berharga ini.
Implikasi Praktis bagi Mukmin
Hadis ini mendorong shalat malam (Qiyam al-Layl) dan menekankan pentingnya bangun untuk shalat Tahajjud. Sebagaimana Al-Quran menyatakan: "Dan dari malam, bangunlah untuk shalat sebagai tugas tambahan bagimu; mungkin Tuhanmu akan mengangkatmu ke kedudukan yang terpuji." (17:79)
Mukmin yang bijak harus menghitung durasi malam untuk menentukan waktu tepat sepertiga terakhir, membuat doa tulus selama periode ini dengan kerendahan hati dan keyakinan akan respons.
Komentar Ulama tentang Waktu
Ulama berbeda dalam menghitung sepertiga terakhir: beberapa membagi malam dari Maghrib ke Fajr menjadi tiga bagian yang sama, sementara yang lain membagi dari Isya ke Fajr. Pendekatan yang lebih berhati-hati adalah memulai doa lebih awal untuk memastikan menangkap periode yang diberkati ini.
Ibn Hajar al-Asqalani mencatat dalam Fath al-Bari bahwa turun ilahi ini terjadi setiap malam tanpa pengecualian, menunjukkan rahmat Allah yang terus-menerus dan membuat kesempatan ini tersedia sepanjang tahun.