حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عُفَيْرٍ، قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ يُونُسَ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، قَالَ قَالَ حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ سَمِعْتُ مُعَاوِيَةَ، خَطِيبًا يَقُولُ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ ‏"‏ مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ، وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ وَاللَّهُ يُعْطِي، وَلَنْ تَزَالَ هَذِهِ الأُمَّةُ قَائِمَةً عَلَى أَمْرِ اللَّهِ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Muawiya

Saya mendengar Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Jika Allah ingin berbuat baik kepada seseorang, Dia membuatnya memahami agama. Saya hanya seorang distributor, tetapi hibah itu dari Allah. (Dan ingatlah) bahwa bangsa ini (Muslim sejati) akan terus mengikuti ajaran Allah dengan ketat dan mereka tidak akan dirugikan oleh siapa pun yang menempuh jalan yang berbeda sampai perintah Allah (Hari Kiamat ditetapkan).

Comment

Eksposisi Bimbingan Ilahi

Hadis mulia ini dari Sahih al-Bukhari 71 mengandung hikmah mendalam mengenai karunia ilahi Allah dan pelestarian kebenaran agama. Nabi (ﷺ) memulai dengan menetapkan bahwa pemahaman sejati Islam adalah anugerah ilahi dari Allah, bukan sekadar pencapaian intelektual.

Distributor dan Sumber

Ketika Rasul menyatakan "Saya hanyalah distributor, tetapi pemberiannya dari Allah," dia menjelaskan perannya sebagai saluran wahyu sambil menegaskan bahwa pemahaman sejati berasal dari rahmat ilahi. Ini melindungi umat dari mengaitkan pemahaman agama hanya pada kemampuan manusia.

Para ulama menjelaskan bahwa distribusi ini merujuk pada penyampaian pesan yang sempurna oleh Nabi, sementara pemahaman internal (fiqh) di hati adalah pemberian eksklusif Allah.

Komunitas yang Dilindungi

Bagian terakhir menjamin pelestarian kebenaran dalam umat Muslim. "Mengikuti ajaran Allah dengan ketat" merujuk pada komunitas arus utama yang berpegang pada Al-Quran dan Sunnah.

Perlindungan ilahi ini memastikan bahwa meskipun ada penyimpangan oleh kelompok pecahan, mayoritas yang mengikuti jalan lurus akan tetap tidak tercederai dalam akidah dan praktik mereka hingga Hari Kiamat.

Implikasi Praktis

Hadis ini mengajarkan kerendahan hati dalam mencari ilmu, mengakui bahwa pemahaman sejati adalah anugerah Allah. Ini juga memberikan penghiburan bahwa umat Muslim tidak akan pernah secara kolektif sepakat atas kesalahan.

Pencari ilmu harus menggabungkan studi yang rajin dengan doa yang tulus untuk pencerahan ilahi, mengikuti metodologi para pendahulu yang saleh.