Bahwa dia berbeda dengan Hur bin Qais bin Hisn Al-Fazari mengenai sahabat (Nabi) Musa. Ibnu 'Abbas mengatakan bahwa dia adalah Al Khadir. Sementara itu, Ubai bin Ka'b melewati mereka dan Ibnu 'Abbas memanggilnya, berkata, "Sahabatku (Hur) dan aku berbeda pendapat tentang sahabat Musa, yang diminta Musa untuk bertemu. Pernahkah Anda mendengar Nabi (صلى الله عليه وسلم) menyebutkan sesuatu tentang dia? Dia berkata, "Ya. Aku mendengar Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) berkata, "Ketika Musa sedang duduk bersama beberapa orang Israel, seorang pria datang dan bertanya kepadanya. " Apakah Anda mengenal seseorang yang lebih terpelajar dari Anda? Musa menjawab, "Tidak." Jadi Allah mengirimkan Inspirasi Ilahi kepada Musa: 'Ya, hamba kami Khadir (lebih terpelajar darimu.)' Musa bertanya kepada (Allah) bagaimana bertemu dengannya (Khadir). Maka Allah membuat ikan itu sebagai tanda baginya dan dia diberitahu bahwa ketika ikan itu hilang, dia harus kembali (ke tempat dia telah kehilangannya) dan di sana dia akan menemuinya (Al-Khadir). Maka Musa terus mencari tanda ikan di laut. Anak hamba Musa berkata kepadanya: Tahukah kamu ketika kami berangkat ke batu karang, aku memang lupa ikan, tidak ada kecuali Setan yang membuatku lupa untuk mengingatnya. Lalu Musa berkata, 'Itulah yang kami cari? (18.64) Maka mereka kembali menelusuri jejak mereka, dan menemukan Khadir. (Dan) apa yang terjadi selanjutnya kepada mereka diriwayatkan dalam Al-Qur'an oleh Allah. (18,54 hingga 18,82)
Pengetahuan - Sahih al-Bukhari 74
Narasi ini dari Sahih al-Bukhari menceritakan pertemuan mendalam antara Nabi Musa dan Al-Khadir, menggambarkan prinsip-prinsip dasar pengetahuan Islam dan hikmah ilahi.
Sifat Pengetahuan
Hadis ini dimulai dengan Musa mengira dia memiliki pengetahuan tertinggi, menunjukkan bahaya kesombongan intelektual. Allah segera memperbaiki ini dengan mengungkapkan hikmah superior Khadir, mengajarkan bahwa pengetahuan ilahi melampaui pemahaman manusia.
Ini menetapkan bahwa semua pengetahuan berasal dari Allah saja, dan bahkan nabi-nabi mungkin memiliki pemahaman terbatas dibandingkan dengan hikmah tak terbatas Allah.
Pengejaran Pengetahuan
Perjalanan Musa untuk menemukan Khadir mencontohkan kewajiban Muslim untuk mencari pengetahuan terlepas dari kesulitan. Keteguhannya dalam menelusuri kembali langkahnya setelah melewatkan tanda menunjukkan ketekunan dalam belajar.
Ikan sebagai tanda ilahi mewakili bagaimana Allah membimbing pencari pengetahuan melalui indikasi halus yang membutuhkan kewaspadaan dan refleksi.
Jenis-Jenis Pengetahuan
Khadir memiliki pengetahuan "ladunni" - inspirasi ilahi langsung - sementara Musa memiliki pengetahuan kenabian. Perbedaan ini menunjukkan bahwa Allah memberikan berbagai jenis pemahaman kepada hamba-hamba yang berbeda sesuai dengan hikmah-Nya.
Peristiwa selanjutnya dalam Surah Al-Kahf menunjukkan bahwa kejahatan yang tampak mungkin mengandung hikmah tersembunyi, mengajarkan orang beriman untuk percaya pada rencana Allah yang lebih besar.
Komentar Ilmiah
Ulama klasik menekankan bahwa narasi ini mengajarkan kerendahan hati di hadapan pengetahuan ilahi, pentingnya belajar dengan sabar, dan pengakuan bahwa hikmah Allah sering beroperasi di luar pemahaman manusia.
Ibn Hajar al-Asqalani mencatat bahwa insiden ini menekankan bagaimana bahkan nabi-nabi besar terus belajar, memodelkan tradisi Islam dalam pencarian pengetahuan seumur hidup.