حَدَّثَنَا عِمْرَانُ بْنُ مَيْسَرَةَ، قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ، عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ، عَنْ أَنَسٍ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ، وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ، وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Riwayat Anas

Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Dari antara pertanda Syar adalah (yang berikut): -1. Pengetahuan agama akan diambil (oleh kematian orang-orang terpelajar agama). -2. Ketidaktahuan (agama) akan menang. -3. Minum minuman beralkohol (akan sangat umum). -4. Akan ada prevalensi hubungan seksual ilegal terbuka.

Comment

Eksposisi Hadis tentang Tanda-Tanda Kiamat

Riwayat ini dari Sahih al-Bukhari (80) menyebutkan di antara tanda-tanda kecil Kiamat penghilangan ilmu yang bermanfaat, merajalelanya kebodohan, konsumsi minuman keras yang meluas, dan pelaksanaan hubungan seksual terlarang secara terbuka.

Komentar tentang Penghilangan Ilmu

"Pengambilan ilmu" merujuk bukan pada hilangnya dari buku, tetapi pada kematian para ulama yang tulus dan saleh ('Ulama) yang merupakan pembawa dan pelaku sejatinya. Ketika individu seperti itu meninggal tanpa digantikan oleh orang lain dengan kualitas serupa, ilmu secara efektif pergi.

Imam Ahmad ibn Hanbal menyatakan: "Ilmu bukanlah pada banyaknya riwayat, tetapi ia adalah cahaya yang Allah tempatkan di dalam hati." Penghilangannya menandakan hilangnya cahaya dan pemahaman ilahi ini dari hati manusia.

Komentar tentang Merajalelanya Kebodohan

Kebodohan ini bukan sekadar kurangnya informasi, tetapi kebodohan agama (al-Jahl). Ketika ilmu sejati pergi, orang akan berpaling kepada yang bodoh untuk keputusan agama, yang kemudian akan membimbing mereka tanpa ilmu, menyesatkan mereka dan diri mereka sendiri.

Ibn al-Mubarak berkata: "Awal ilmu adalah diam, kemudian mendengarkan dan menghafalnya, kemudian mengamalkannya, kemudian menyebarkannya." Merajalelanya kebodohan menunjukkan pembalikan siklus yang baik ini.

Komentar tentang Keracunan yang Meluas

Penyebutan minuman beralkohol (Khamr) mencakup semua zat memabukkan yang mengaburkan akal. Merajalelanya hal ini menunjukkan masyarakat yang telah kehilangan rasa hormat terhadap kesucian akal yang diberikan secara ilahi ('Aql) dan mengejar keinginan rendah daripada penyempurnaan spiritual.

Al-Qurtubi berkomentar bahwa tanda ini menunjukkan melemahnya iman, karena zat memabukkan secara eksplisit dilarang dalam Al-Qur'an, dan normalisasinya menunjukkan pengabaian terhadap legislasi ilahi.

Komentar tentang Hubungan Seksual Terlarang Terbuka

Frasa "hubungan seksual terlarang terbuka" (Zina) merujuk pada pelaksanaannya tanpa rasa malu atau penyembunyian. Ini menunjukkan keruntuhan total rasa malu (Haya'), yang Nabi (ﷺ) katakan adalah cabang iman.

Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan dalam Fath al-Bari bahwa ketika dosa dilakukan secara terbuka, itu menandakan bahwa pencegah sosial telah runtuh, dan hukuman ilahi menjadi dekat untuk seluruh komunitas, bukan hanya para pelanggar.

Sifat Saling Terkait dari Tanda-Tanda

Tanda-tanda ini sangat saling terkait. Penghilangan ilmu langsung mengarah pada kebodohan. Kebodohan mengarah pada ditinggalkannya larangan agama, mengakibatkan normalisasi zat memabukkan dan hubungan terlarang. Urutan ini menunjukkan kerusakan spiritual dan moral yang mendahului Kiamat.

Kewajiban ulama adalah mengenali tanda-tanda ini, meningkatkan amal saleh, menyeru kepada kebaikan, dan melarang kejahatan sesuai kemampuan, sambil menaruh kepercayaan penuh pada hikmah dan waktu Allah.