حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، قَالَ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ، قَالَ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم سُئِلَ فِي حَجَّتِهِ فَقَالَ ذَبَحْتُ قَبْلَ أَنْ أَرْمِيَ، فَأَوْمَأَ بِيَدِهِ قَالَ وَلاَ حَرَجَ‏.‏ قَالَ حَلَقْتُ قَبْلَ أَنْ أَذْبَحَ‏.‏ فَأَوْمَأَ بِيَدِهِ وَلاَ حَرَجَ‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Abu Huraira

Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Pengetahuan (agama) akan diambil (oleh kematian ulama-ulama) kebodohan (dalam agama) dan penderitaan akan muncul; dan Harj akan meningkat." Ditanyakan, "Apakah Harj, ya Rasulullah (صلى الله عليه وسلم)?" Dia menjawab dengan memberi isyarat dengan tangannya yang menunjukkan "membunuh." (Fath-al-Bari Halaman 192, Vol. 1)

Comment

Pengetahuan - Sahih al-Bukhari 85

Nabi (ﷺ) bersabda, "(Ilmu agama) akan diambil (dengan kematian ulama agama) ketidaktahuan (dalam agama) dan cobaan akan muncul; dan Harj akan meningkat." Ditanyakan, "Apa itu Harj, wahai Utusan Allah (ﷺ)?" Beliau menjawab dengan mengisyaratkan tangannya yang menunjukkan "pembunuhan." (Fath-al-Bari Halaman 192, Jilid 1)

Komentar tentang Hadis

Hadis yang mendalam dari Sahih al-Bukhari ini mengungkapkan tiga tanda saling terkait dari kemunduran agama: hilangnya pengetahuan Islam melalui kematian ulama, penyebaran ketidaktahuan dalam urusan agama, dan peningkatan harj (pembunuhan dan kekacauan).

Istilah "diambil" menunjukkan bahwa pengetahuan ilahi tidak hanya dilupakan tetapi secara aktif ditarik oleh Allah ketika ulama meninggal tanpa penerus yang tepat. Ini menciptakan kekosongan yang diisi oleh ketidaktahuan, di mana orang kekurangan pemahaman tentang halal dan haram, mengarah pada inovasi dan penyimpangan.

Harj, seperti yang dijelaskan oleh isyarat Nabi, merujuk pada pembunuhan luas dan perselisihan sipil. Komentator klasik seperti Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan bahwa ketika pengetahuan agama berkurang, kendala moral melemah, dan masyarakat jatuh ke dalam kekerasan dan kekacauan.

Nubuat ini menekankan peran kritis dari ilmu keislaman yang otentik dalam mempertahankan ketertiban sosial dan bimbingan spiritual. Reaksi berantai yang dijelaskan—dari hilangnya pengetahuan ke ketidaktahuan ke kekerasan—menyoroti keterkaitan pemahaman agama dan stabilitas duniawi.

Pengamatan Ulama

Ibn Rajab al-Hanbali mencatat bahwa penghilangan pengetahuan terjadi secara bertahap ketika ulama meninggal tanpa digantikan oleh mereka yang setara kualitasnya, mengarah pada ketergantungan pada individu yang tidak memenuhi syarat.

Al-Qurtubi mengamati bahwa ketidaktahuan di sini merujuk khususnya pada ketidaktahuan agama, di mana orang meninggalkan Quran dan Sunnah sambil mengikuti keinginan dan inovasi.

Isyarat mengangguk menunjukkan keseriusan harj—terlalu parah untuk diartikulasikan secara verbal, menunjukkan keruntuhan sosial yang mendalam yang mengikuti kemunduran agama.