Suatu kali Nabi (صلى الله عليه وسلم) tetap berada di belakang kami dalam perjalanan. Dia bergabung dengan kami saat kami berwudhu untuk doa yang sudah terlambat. Kami hanya meletakkan tangan basah di atas kaki kami (dan tidak membasuhnya dengan benar) sehingga Nabi (صلى الله عليه وسلم) berbicara kepada kami dengan suara keras dan berkata dua atau tiga kali: "Selamatkan tumitmu dari api."
Keunggulan Wudhu yang Benar
Riwayat ini dari Sahih al-Bukhari 60 menekankan penyelesaian wudhu yang teliti, khususnya mencuci kaki. Peringatan berulang Nabi "Selamatkan tumitmu dari api" menunjukkan beratnya mengabaikan pemurnian ritual ini.
Komentar Ilmiah
Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan dalam Fath al-Bari bahwa hadis ini menunjukkan kewajiban mencuci semua bagian kaki selama wudhu, termasuk tumit. Keterburu-buruan Sahabat menyebabkan pencucian tidak lengkap, sehingga memerlukan peringatan ilahi.
Al-Nawawi menyatakan dalam Sharh Sahih Muslim bahwa hadis ini membuktikan perlunya mencuci kaki secara menyeluruh dalam wudhu dan bahwa sekadar mengusap (masah) tidak cukup kecuali ada alasan yang sah.
Ibn al-Qayyim mencatat dalam Zad al-Ma'ad bahwa penyebutan khusus tumit oleh Nabi menunjukkan bahwa itu adalah area yang sering terlewatkan, memerlukan perhatian khusus selama pemurnian.
Keputusan Hukum yang Diambil
Konsensus ulama berpendapat bahwa mencuci kaki secara lengkap adalah wajib (fard) dalam wudhu. Bagian mana pun yang diabaikan membatalkan wudhu dan akibatnya shalat.
Hadis ini menetapkan bahwa kelalaian dalam kewajiban agama, meskipun tidak disengaja, dapat menyebabkan hukuman ilahi, menekankan pentingnya mempelajari tindakan ritual yang benar.
Pelajaran Spiritual
Kepedulian Nabi terhadap keselamatan umatnya terlihat dalam pengulangan peringatannya yang mendesak, mengajarkan kita pentingnya koreksi yang lembut namun tegas.
Insiden ini menggambarkan bahwa pemurnian lahir mencerminkan kemurnian batin, dan kelalaian dalam tindakan ibadah fisik dapat menunjukkan kekurangan spiritual.