Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: "Tiga orang akan mendapat pahala ganda:
1. Seseorang dari orang-orang kitab suci yang percaya kepada nabinya (Yesus atau Musa) dan kemudian percaya kepada Nabi (صلى الله عليه وسلم) Muhammad (yaitu telah memeluk Islam).
2. Seorang budak yang melaksanakan tugasnya kepada Allah dan tuannya.
3. Seorang tuan dari seorang budak wanita yang mengajarinya sopan santun dan mendidiknya dengan cara terbaik (agama) dan mengamalkannya dan kemudian menikahinya."
Eksposisi Hadis tentang Tiga Orang yang Menerima Pahala Ganda
Hadis mulia ini dari Sahih al-Bukhari (97) mengungkapkan rahmat Allah yang mendalam terhadap tiga kategori orang beriman yang menerima pahala berlipat ganda untuk iman dan amal saleh mereka.
Ahli Kitab yang Memeluk Islam
Kategori pertama merujuk pada Ahl al-Kitāb (Ahli Kitab) yang pertama kali beriman pada nabi-nabi asli mereka - seperti Musa atau Isa - dan kemudian menyempurnakan iman mereka dengan beriman pada Nabi Muhammad ﷺ. Mereka menerima pahala ganda: pertama untuk beriman pada nabi asli mereka, dan kedua untuk mengakui Rasul terakhir.
Ini menunjukkan pengakuan Islam terhadap wahyu sebelumnya dan menghormati mereka yang mengakui kelanjutan bimbingan ilahi. Iman awal mereka tidak dihapus tetapi disempurnakan melalui Islam.
Budak yang Saleh
Kategori kedua adalah budak yang memenuhi kewajibannya baik kepada Allah maupun kepada tuannya di dunia. Orang ini menerima pahala ganda untuk mempertahankan keseimbangan yang rumit antara kewajiban spiritual dan tanggung jawab duniawi.
Situasi budak ini sangat terpuji karena dia melayani dua tuan secara bersamaan - tuannya yang manusia dan Tuhannya yang Ilahi - dan unggul dalam kedua layanan tersebut meskipun ada kesulitan bawaan dari kondisinya.
Tuan yang Saleh dari Budak Perempuan
Kategori ketiga menggambarkan seorang tuan yang mengangkat derajat budak perempuannya melalui tiga tindakan mulia: mendidiknya dalam agama dan akhlak baik, memberinya kebebasan, dan kemudian menikahinya.
Urutan ini mewakili puncak perlakuan moral - mengubahnya dari perbudakan menjadi kebebasan, dari ketidaktahuan menjadi pengetahuan, dan dari pelayanan menjadi kemitraan dalam pernikahan. Setiap tahap mendapatkan keridhaan ilahi, yang berpuncak pada pahala ganda yang disebutkan.
Hikmah dan Implikasi Hukum
Hadis ini menekankan bahwa kemuliaan sejati terletak pada perilaku saleh daripada sekadar status sosial. Ini menggambarkan keadilan Allah dalam memberi pahala upaya tulus terlepas dari keadaan seseorang.
Para ulama mencatat bahwa kategori-kategori ini menunjukkan bagaimana mengatasi tantangan tertentu dalam perjalanan spiritual seseorang dapat menghasilkan pahala ilahi yang lebih besar, mendorong orang beriman untuk unggul dalam situasi kehidupan spesifik mereka.