حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ أَبِي عَمْرٍو، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّهُ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ لَقَدْ ظَنَنْتُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْ لاَ يَسْأَلَنِي عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ أَحَدٌ أَوَّلُ مِنْكَ، لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى الْحَدِيثِ، أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Abu Huraira

Aku berkata: "Wahai Rasulullah (صلى الله عليه وسلم)! Siapa yang akan menjadi orang yang paling beruntung, yang akan mendapatkan syafaatmu pada hari kiamat?" Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: Wahai Abu Huraira! "Saya telah berpikir bahwa tidak ada yang akan bertanya kepada saya tentang hal itu di hadapan Anda karena saya tahu kerinduan Anda untuk (belajar) Hadis. Orang yang paling beruntung yang akan mendapat syafaat-Ku pada hari kiamat adalah orang yang berkata dengan tulus dari lubuk hatinya, "Tidak ada yang berhak disembah selain Allah."

Comment

Keunggulan Deklarasi Iman yang Tulus

Narasi yang diberkati ini dari Sahih al-Bukhari (Hadis 99) mengungkapkan hubungan mendalam antara keyakinan monoteistik yang tulus dan syafaat Nabi pada Hari Kiamat. Pertanyaan yang diajukan oleh Abu Huraira, seorang sahabat terkenal yang dikenal karena pengabdiannya dalam melestarikan tradisi Kenabian, menunjukkan minat mendalam para sahabat dalam memahami sarana menuju rahmat dan keselamatan ilahi.

Komentar Ilmiah tentang Hadis

Frasa "dengan tulus dari dasar hatinya" (mukhlisan min qalbihi) menunjukkan bahwa sekadar pengucapan lisan tidaklah cukup. Iman sejati memerlukan keyakinan internal, penegasan eksternal, dan tindakan saleh sesuai dengan ajaran Islam.

Pengakuan Nabi terhadap dedikasi Abu Huraira dalam mempelajari Hadis menyoroti keutamaan mencari pengetahuan agama dan status khusus bagi mereka yang melestarikan dan menyampaikan bimbingan ilahi.

Syafaat (shafa'ah) yang disebutkan merujuk pada peran istimewa Nabi sebagai pemberi syafaat di hadapan Allah atas nama umatnya, terutama bagi mereka yang mempertahankan tauhid murni (monoteisme) sepanjang hidup mereka.

Implikasi Praktis bagi Orang Beriman

Hadis ini menekankan bahwa keselamatan pada akhirnya bergantung pada keyakinan tulus akan keesaan Allah, ditambah dengan syafaat Nabi. Ini mengingatkan umat Islam untuk terus memperbarui dan memurnikan iman mereka, memastikan deklarasi La ilaha illallah tetap hidup dalam hati mereka dan tercermin dalam tindakan mereka.

Narasi ini juga mendorong pencarian pengetahuan Islam, seperti yang ditunjukkan oleh pertanyaan bijak Abu Huraira dan apresiasi Nabi terhadap kecenderungan ilmiahnya.