Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Di antara pohon-pohon itu, ada pohon, yang daunnya tidak rontok dan seperti seorang muslim. Katakan padaku nama pohon itu." Semua orang mulai berpikir tentang pepohonan di daerah gurun. Dan saya memikirkan pohon kurma tetapi merasa malu untuk menjawab yang lain lalu bertanya, "Apakah pohon itu, ya Rasulullah (صلى الله عليه وسلم)?" Dia menjawab, "Ini adalah pohon kurma."
Pengetahuan - Sahih al-Bukhari 61
Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Di antara pepohonan, ada sebuah pohon, daunnya tidak gugur dan seperti seorang Muslim. Katakan padaku nama pohon itu." Semua orang mulai memikirkan pohon-pohon di daerah gurun. Dan aku memikirkan pohon kurma tetapi merasa malu untuk menjawab yang lain kemudian bertanya, "Apa pohon itu, wahai Rasulullah (ﷺ)?" Beliau menjawab, "Itu adalah pohon kurma."
Komentar tentang Perumpamaan
Nabi (ﷺ) menggunakan metode pedagogis ini untuk merangsang keterlibatan intelektual di antara para sahabatnya, mendorong mereka untuk merenungkan dunia alam sebagai sarana memahami kebenaran spiritual. Sifat hijau abadi pohon kurma melambangkan keadaan iman dan amal baik Muslim yang konstan, yang tidak layu melalui perubahan keadaan.
Analogi ini menyoroti beberapa keutamaan pohon kurma: akarnya tetap tertanam kuat seperti iman Muslim; ia secara konsisten berbuah seperti amal baik yang terus-menerus dari orang beriman; setiap bagiannya terbukti bermanfaat, sama seperti setiap aspek kehidupan Muslim harus membawa manfaat; dan ia berdiri tegak dan lurus, mewakili karakter dan martabat Muslim yang lurus.
Interpretasi Ulama
Imam Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan dalam Fath al-Bari bahwa hadis ini menunjukkan keunggulan pohon kurma dan kesesuaiannya sebagai metafora untuk orang beriman. Daun pohon yang tidak gugur menandakan amal baik Muslim tetap diterima oleh Allah, tidak seperti pohon gugur yang daunnya bertebaran dengan perubahan musim.
Al-Qurtubi mencatat bahwa sama seperti pohon kurma memberikan manfaat berkelanjutan melalui buahnya, naungan, dan bahan-bahannya, Muslim sejati secara terus-menerus menguntungkan orang lain melalui pengetahuan, akhlak baik, dan tindakan saleh sepanjang hidupnya.
Kebijaksanaan Pedagogis
Metode pengajaran ini mencontohkan kebijaksanaan Nabi dalam melibatkan siswa melalui pertanyaan daripada instruksi langsung, sehingga meningkatkan retensi dan pemahaman. Perenungan para sahabat tentang pohon gurun menunjukkan keinginan tulus mereka untuk memahami pelajaran, sementara keraguan Abdullah ibn Umar meskipun mengetahui jawabannya menunjukkan etika yang tepat dengan Nabi dan orang yang lebih tua.