حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دِينَارٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ إِنَّ مِنَ الشَّجَرِ شَجَرَةً لاَ يَسْقُطُ وَرَقُهَا، وَإِنَّهَا مَثَلُ الْمُسْلِمِ، حَدِّثُونِي مَا هِيَ ‏"‏‏.‏ قَالَ فَوَقَعَ النَّاسُ فِي شَجَرِ الْبَوَادِي‏.‏ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ فَوَقَعَ فِي نَفْسِي أَنَّهَا النَّخْلَةُ، ثُمَّ قَالُوا حَدِّثْنَا مَا هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ ‏"‏ هِيَ النَّخْلَةُ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Ibnu 'Umar

Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Di antara pohon-pohon itu, ada pohon, yang daunnya tidak berguguran dan seperti seorang Muslim. Katakan padaku nama pohon itu." Semua orang mulai berpikir tentang pepohonan di daerah gurun. Dan saya memikirkan pohon kurma. Yang lain kemudian bertanya, "Tolong beri tahu kami apakah pohon itu, ya Rasulullah (صلى الله عليه وسلم)?" Dia menjawab, "Ini adalah pohon kurma."

Comment

Perumpamaan Pohon Kurma

Hadis mulia ini dari Sahih al-Bukhari (Kitab: Ilmu, Hadis: 62) menyajikan analogi yang mendalam di mana Nabi Muhammad (ﷺ) menyamakan orang beriman dengan pohon tertentu. Para ulama menjelaskan bahwa metode Nabi dalam mengajukan ini sebagai pertanyaan adalah teknik pedagogis untuk melibatkan intelek para sahabat dan memperdampak pelajaran di hati mereka.

Komentar Ulama tentang Analogi

Komentator klasik, termasuk Ibn Hajar al-Asqalani dalam Fath al-Bari, menjelaskan bahwa pohon kurma dipilih untuk perumpamaan ini karena banyak karakteristik mulianya yang mencerminkan kualitas seorang Muslim sejati. Daun-daunnya tidak jatuh sekaligus tetapi diganti secara bertahap, melambangkan keadaan Muslim yang konstan dalam perbuatan baik dan mengingat Allah, tanpa periode kelalaian yang berkepanjangan.

Pohon ini sepenuhnya bermanfaat—dari akar hingga buahnya—seperti halnya seorang Muslim memberi manfaat kepada orang lain melalui ilmu, akhlak, dan tindakan. Setiap bagian pohon kurma memiliki tujuan: buahnya memberikan nutrisi, pelepahnya digunakan untuk naungan dan anyaman, dan batangnya untuk konstruksi. Demikian pula, seorang Muslim harus menjadi sumber manfaat dalam segala keadaan.

Signifikansi Spiritual

Pohon kurma tetap kokoh dan tegak melalui berbagai musim dan kondisi, mewakili keteguhan Muslim dalam iman melalui cobaan hidup. Akarnya yang dalam memungkinkannya menarik air dari sumber tersembunyi, melambangkan hubungan orang beriman dengan yang ilahi melalui ibadah yang tulus dan ketergantungan pada Allah.

Selanjutnya, pohon ini menghasilkan buah manis hanya setelah budidaya yang sabar, mencerminkan bagaimana kebajikan spiritual dan akhlak baik dalam seorang Muslim berkembang melalui upaya konsisten, kesabaran, dan pengabdian seiring waktu. Hadis ini dengan demikian merangkum sifat komprehensif spiritualitas Islam—konstan dalam ibadah, bermanfaat bagi ciptaan, dan berakar kuat dalam iman.