حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ، قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ، أَنَّ أَبَا مُرَّةَ، مَوْلَى عَقِيلِ بْنِ أَبِي طَالِبٍ أَخْبَرَهُ عَنْ أَبِي وَاقِدٍ اللَّيْثِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بَيْنَمَا هُوَ جَالِسٌ فِي الْمَسْجِدِ وَالنَّاسُ مَعَهُ، إِذْ أَقْبَلَ ثَلاَثَةُ نَفَرٍ، فَأَقْبَلَ اثْنَانِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَذَهَبَ وَاحِدٌ، قَالَ فَوَقَفَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَأَمَّا أَحَدُهُمَا فَرَأَى فُرْجَةً فِي الْحَلْقَةِ فَجَلَسَ فِيهَا، وَأَمَّا الآخَرُ فَجَلَسَ خَلْفَهُمْ، وَأَمَّا الثَّالِثُ فَأَدْبَرَ ذَاهِبًا، فَلَمَّا فَرَغَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ أَلاَ أُخْبِرُكُمْ عَنِ النَّفَرِ الثَّلاَثَةِ أَمَّا أَحَدُهُمْ فَأَوَى إِلَى اللَّهِ، فَآوَاهُ اللَّهُ، وَأَمَّا الآخَرُ فَاسْتَحْيَا، فَاسْتَحْيَا اللَّهُ مِنْهُ، وَأَمَّا الآخَرُ فَأَعْرَضَ، فَأَعْرَضَ اللَّهُ عَنْهُ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Abu Waqid Al-Laithi

Sementara Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) sedang duduk di masjid bersama beberapa orang, tiga orang datang. Dua dari mereka datang di hadapan Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) dan yang ketiga pergi. Kedua orang itu terus berdiri di hadapan Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) untuk sementara waktu dan kemudian salah satu dari mereka menemukan tempat di lingkaran dan duduk di sana sementara yang lain duduk di belakang pertemuan, dan yang ketiga pergi. Ketika Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) selesai berkhotbah, dia berkata, "Haruskah aku memberitahukan kepadamu tentang ketiga orang ini? Salah satu dari mereka menyerahkan dirinya kepada Allah, maka Allah membawanya ke dalam rahmat dan rahmat-Nya dan menampungnya, yang kedua merasa malu dari Allah, sehingga Allah melindunginya dalam rahmat-Nya (dan tidak menghukumnya), sedangkan yang ketiga memalingkan mukanya dari Allah dan pergi, maka Allah memalingkan muka-Nya darinya juga. "

Comment

Komentar Hadis: Tiga Pria di Masjid

Narasi mendalam dari Sahih al-Bukhari (Hadis 66) ini menyajikan alegori spiritual yang hidup yang menggambarkan bagaimana tindakan manusia dalam mencari pengetahuan secara langsung sesuai dengan respons ilahi. Ketiga pria mewakili tiga keadaan spiritual yang berbeda dalam mendekati pertemuan keagamaan.

Pria Pertama: Mencari Kedekatan dengan Allah

Pria pertama yang menemukan tempat di lingkaran dan duduk menunjukkan pencari yang aktif mengejar kedekatan dengan Allah melalui pengetahuan. Usahanya untuk bergabung dalam pertemuan menandakan keinginan yang tulus untuk pencerahan spiritual.

Akomodasi Allah terhadap individu ini mencerminkan prinsip ilahi: "Siapa pun yang datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku datang kepadanya dengan berlari" (Hadis Qudsi). Pendekatan proaktifnya membuatnya mendapatkan rahmat dan kasih sayang Allah.

Pria Kedua: Kesopanan dan Hormat

Pria kedua yang duduk di belakang pertemuan mencontohkan haya (kesopanan) dan penghormatan. Meskipun dia tidak maju ke depan, kehadirannya menunjukkan rasa hormat terhadap perkumpulan dan keinginan untuk belajar.

Rasa malunya dari Allah—dipahami sebagai penghormatan, bukan ketakutan—layak mendapatkan perlindungan ilahi. Ini mengajarkan bahwa kerendahan hati yang tulus, bahkan ketika seseorang merasa tidak layak untuk mendekat secara langsung, dihormati oleh Allah.

Pria Ketiga: Berpaling dari Bimbingan

Pria ketiga yang benar-benar pergi mewakili mereka yang menolak peluang untuk pertumbuhan spiritual. Berpalingnya menandakan penghindaran yang disengaja terhadap bimbingan ilahi.

Berpalingnya Allah yang sesuai menunjukkan prinsip timbal balik ilahi: sebagaimana hamba berpaling, demikian pula Allah berpaling ke arah atau menjauh darinya. Ini berfungsi sebagai peringatan serius terhadap mengabaikan pertemuan keagamaan.

Wawasan Ilmiah

Imam Ibn Hajar al-Asqalani berkomentar dalam Fath al-Bari bahwa hadis ini menekankan pentingnya etika yang tepat dalam mencari pengetahuan dan konsekuensi spiritual dari pilihan kita dalam urusan keagamaan.

Pertemuan dengan Nabi (ﷺ) mewakili lingkungan pembelajaran Islam yang sah. Pendekatan kita terhadap pertemuan semacam itu menentukan keadaan spiritual kita dan penerimaan ilahi.