Suatu ketika Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) pergi ke Musalla (untuk berdoa) shalat 'Id-al-Adha atau Al-Fitri. Kemudian dia melewati para wanita itu dan berkata, "Wahai wanita! Berikanlah sedekah, karena aku telah melihat bahwa mayoritas penghuni api neraka adalah kamu (wanita)." Mereka bertanya, "Mengapa demikian, wahai Rasulullah (صلى الله عليه وسلم)?" Dia menjawab, "Kamu sering mengutuk dan tidak berterima kasih kepada suamimu. Saya belum pernah melihat orang yang lebih kekurangan kecerdasan dan agama daripada Anda. Seorang pria yang berhati-hati dan bijaksana bisa disesatkan oleh beberapa dari kalian." Para wanita itu bertanya, "Wahai Rasulullah (صلى الله عليه وسلم)! Apa yang kurang dalam kecerdasan dan agama kita?" Dia berkata, "Bukankah bukti dua wanita sama dengan kesaksian seorang pria?" Mereka menjawab dengan setuju. Dia berkata, "Ini adalah kekurangan dalam kecerdasannya. Bukankah benar bahwa seorang wanita tidak bisa berdoa atau berpuasa selama menstruasi?" Para wanita menjawab dengan setuju. Dia berkata, "Ini adalah kekurangan dalam agamanya."
Latar Belakang Kontekstual
Narasi ini dari Sahih al-Bukhari 304 terjadi selama pertemuan salat Id, di mana Nabi secara khusus menyapa wanita setelah salat berjamaah.
Seruan Utama
Peringatan awal Nabi tentang wanita yang membentuk mayoritas penghuni Neraka berfungsi sebagai motivator kuat untuk reformasi spiritual.
Instruksinya untuk meningkatkan sedekah (sadaqah) memberikan cara praktis untuk melawan kecenderungan ini melalui perbuatan baik.
Analisis Ilmiah tentang Kekurangan yang Dikutip
Kekurangan dalam kecerdasan mengacu pada kesaksian hukum - di mana dua wanita setara dengan satu pria dalam hal keuangan tertentu, mencerminkan norma sosial dan mekanisme perlindungan yang ditetapkan oleh hukum Islam.
Kekurangan agama berkaitan dengan penangguhan sementara salat dan puasa selama menstruasi - konsesi ilahi yang mengurangi ibadah wajib selama periode ini.
Tindakan Korektif yang Ditekankan
Para ulama menekankan bahwa "kekurangan" ini dikompensasi melalui ibadah lain dan tidak mengurangi potensi spiritual seorang wanita.
Panduan Nabi mengarahkan wanita untuk meningkatkan sedekah, rasa syukur kepada suami, dan pengendalian lidah sebagai obat untuk kekurangan yang disebutkan.
Implikasi Hukum dan Spiritual
Komentator klasik mencatat bahwa kekurangan ini tidak menyiratkan inferioritas tetapi mencerminkan tanggung jawab spiritual dan hukum yang berbeda.
Jeda sementara dalam salat selama haid adalah rahmat, bukan hukuman, memungkinkan istirahat fisik sambil mempertahankan bentuk ibadah dan zikir kepada Allah lainnya.