Rasulullah (ﷺ) memerintahkan saya untuk memelihara Sadaqat (al-Fitr) Ramadhan. Seorang pendatang datang dan mulai mengambil segenggam makanan (dari Sadaqa) (diam-diam). Aku memegangnya dan berkata, “Demi Allah, aku akan membawamu kepada Rasulullah (ﷺ).” Dia berkata, “Saya miskin dan memiliki banyak tanggungan, dan saya sangat membutuhkan.” Saya membebaskannya, dan di pagi hari Rasulullah (ﷺ) bertanya kepada saya, “Apa yang dilakukan tawanan Anda kemarin?” Aku berkata, “Wahai Rasulullah (ﷺ)! Orang itu mengeluh karena membutuhkan dan memiliki banyak tanggungan, jadi, saya mengasihani dia dan membiarkannya pergi.” Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Sesungguhnya dia telah berdusta kepadamu dan dia akan datang kembali.” Saya percaya bahwa dia akan muncul lagi karena Rasulullah (ﷺ) telah memberi tahu saya bahwa dia akan kembali. Jadi, saya menunggunya dengan waspada. Ketika dia (muncul dan) mulai mencuri segenggam bahan makanan, saya menangkapnya lagi dan berkata, “Saya pasti akan membawa Anda kepada Rasulullah (ﷺ). Dia berkata, “Tinggalkan aku, karena aku sangat miskin dan memiliki banyak tanggungan. Aku berjanji tidak akan kembali lagi.” Aku mengasihani dia dan membiarkannya pergi.
Pada pagi hari Rasulullah (ﷺ) bertanya kepada saya, “Apa yang dilakukan tawanan Anda?” Saya menjawab, “Ya Rasulullah (ﷺ)! Dia mengeluh tentang kebutuhannya yang besar dan terlalu banyak tanggungan, jadi saya mengasihani dia dan membebaskannya.” Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya dia telah berdusta kepadamu dan dia akan kembali.” Saya menunggunya dengan penuh perhatian untuk ketiga kalinya, dan ketika dia (datang dan) mulai mencuri segenggam bahan makanan, saya menangkapnya dan berkata, “Saya pasti akan membawa Anda kepada Rasulullah (ﷺ) karena ini adalah ketiga kalinya Anda berjanji untuk tidak kembali, tetapi Anda melanggar janji Anda dan datang.” Dia berkata, “Ampunilah aku dan aku akan mengajarkan kepadamu beberapa perkataan yang dengannya Allah akan memberi manfaat kepadamu.” Saya bertanya, “Apa mereka?” Dia menjawab, “Setiap kali Anda pergi tidur, bacalah “Ayat-al-Kursi” - 'Allahu la ilaha illa Huwa-l-Haiyul-Qaiyum' sampai Anda menyelesaikan seluruh ayat. (Jika kamu berbuat demikian), Allah akan menetapkan penjaga bagimu yang akan tinggal bersamamu dan tidak ada setan yang akan mendekat kamu sampai pagi.” Maka aku melepaskannya. Di pagi hari, Rasul Allah bertanya, “Apa yang dilakukan tawanan Anda kemarin?” Saya menjawab, “Dia mengklaim bahwa dia akan mengajari saya beberapa kata yang dengannya Allah akan bermanfaat bagi saya, jadi saya membiarkannya pergi.” Rasulullah SAW (ﷺ) bertanya, “Apakah mereka?” Saya menjawab, “Dia berkata kepada saya, 'Setiap kali Anda pergi tidur, bacalah ayat-al-Kursi dari awal sampai akhir ---- Allahu la ilaha illa huwa-lhaiy-ul-Qaiyum----. ' Kemudian dia berkata kepadaku, “Jika kamu melakukannya, Allah akan menetapkan penjaga bagimu yang akan tinggal bersamamu, dan tidak ada setan yang akan mendekatimu sampai pagi.” (Abu Huraira atau sub-narator lainnya) menambahkan bahwa mereka (para sahabat) sangat tertarik untuk melakukan perbuatan baik. Nabi (ﷺ) berkata, “Dia benar-benar berbicara yang benar, meskipun dia adalah pembohong mutlak. Tahukah kamu dengan siapa kamu berbicara tiga malam ini, wahai Abu Huraira?” Abu Huraira berkata, “Tidak.” Dia berkata, “Itu adalah Setan.”
Perwakilan, Otorisasi, Bisnis melalui Perantara
Sahih al-Bukhari - Hadis 2311
Analisis Kontekstual
Narasi ini menunjukkan otorisasi Nabi kepada Abu Huraira untuk menjaga amal Ramadan, menetapkan prinsip kepercayaan dan tanggung jawab dalam menangani dana publik. Insiden ini terjadi selama penunjukan Abu Huraira sebagai penjaga pengumpulan Zakat al-Fitr.
Komentar Ilmiah
Upaya berulang pencuri meskipun ada peringatan menggambarkan kegigihan Setan dalam menyesatkan manusia. Pengetahuan Nabi sebelumnya tentang kembalinya pencuri menunjukkan wawasan kenabiannya.
Kasih sayang Abu Huraira, meskipun terpuji, perlu diseimbangkan dengan tugasnya. Ini mengajarkan bahwa belas kasihan tidak boleh mengorbankan kewajiban agama atau kepercayaan publik.
Signifikansi Spiritual Ayat al-Kursi
Pengajaran Setan tentang keutamaan Ayat al-Kursi, meskipun paradoks, mengandung manfaat otentik yang dikonfirmasi oleh Nabi. Ayat ini (Quran 2:255) memberikan perlindungan ilahi ketika dibaca sebelum tidur.
Pernyataan Nabi "dia berkata benar meskipun dia adalah pendusta mutlak" menunjukkan bahwa kebenaran dapat datang dari sumber yang tidak terduga, tetapi memerlukan verifikasi melalui sumber Islam yang otentik.
Implikasi Hukum dan Etika
Hadis ini menetapkan kebolehan menunjuk perwakilan untuk urusan agama dan komunitas. Ini juga menunjukkan pentingnya kewaspadaan dalam menjaga properti publik dan kebutuhan otorisasi yang tepat dalam menangani dana agama.