حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ـ رضى الله عنه ـ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ، يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ، فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ، وَإِلاَّ أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Samura bin Jundab

Nabi (صلى الله عليه وسلم) berkata dalam riwayatnya tentang mimpi yang dilihatnya, "Barangsiapa kepalanya dihancurkan dengan batu adalah orang yang belajar Al-Qur'an tetapi tidak pernah menindaklanjutinya, dan tidur mengabaikan sholat wajib."

Comment

Shalat Malam (Tahajjud)

Sahih al-Bukhari - Hadis 1143

Riwayat

Nabi (ﷺ) berkata dalam riwayat mimpinya yang dia lihat, "Orang yang kepalanya dihancurkan dengan batu adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an tetapi tidak pernah mengamalkannya, dan tidur dengan mengabaikan shalat wajib."

Komentar Ilmiah

Hadis yang mendalam ini mengungkapkan konsekuensi serius dari dua kelalaian spiritual utama: mempelajari Al-Qur'an tanpa penerapan dan meninggalkan shalat wajib. Penghancuran kepala dengan batu melambangkan kehancuran akhir dari kemampuan spiritual seseorang - akal dan kesadaran yang seharusnya menuntun seseorang kepada Allah.

Kategori pertama mewakili mereka yang memperoleh pengetahuan Islam tetapi gagal menerjemahkannya ke dalam tindakan. Mereka menghafal Al-Qur'an, memahami hukum-hukumnya, namun perbuatan mereka bertentangan dengan pengetahuan mereka. Kemunafikan antara pengetahuan dan praktik ini termasuk di antara penyakit spiritual yang paling parah.

Kategori kedua berkaitan dengan mereka yang mengabaikan lima shalat harian, terutama dengan tidur melewati waktunya. Shalat wajib adalah tiang-tiang Islam, dan pengabaian yang disengaja tanpa alasan yang sah merupakan dosa besar. Tidur di sini menyiratkan kelalaian yang disadari daripada ketidakmampuan yang sebenarnya.

Hukuman gabungan menunjukkan bahwa pengetahuan tanpa praktik tidak berharga, dan bahwa pengabaian shalat menghancurkan fondasi spiritual seseorang. Visi mimpi ini berfungsi sebagai peringatan ilahi untuk mempertahankan konsistensi antara pengetahuan dan tindakan, dan untuk memprioritaskan tindakan ibadah yang mendasar.

Implikasi Hukum dan Spiritual

Para ulama menekankan bahwa hadis ini menggarisbawahi kewajiban untuk bertindak berdasarkan pengetahuan dan memelihara lima shalat harian. Hukuman yang digambarkan, meskipun terjadi dalam visi mimpi, mencerminkan konsekuensi spiritual yang sebenarnya di akhirat bagi mereka yang terus-menerus mengabaikan kewajiban ini tanpa tobat.

Komentar ini berfungsi sebagai pengingat bahwa pengetahuan Islam bukan untuk sekadar pengejaran akademis tetapi untuk penerapan praktis, dan bahwa shalat yang ditetapkan adalah sarana utama untuk memelihara hubungan seseorang dengan Sang Pencipta.