حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي الْمَوَالِي، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ ـ رضى الله عنهما ـ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُعَلِّمُنَا الاِسْتِخَارَةَ فِي الأُمُورِ كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنَ الْقُرْآنِ يَقُولُ ‏"‏ إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي ـ أَوْ قَالَ عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ ـ فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي ـ أَوْ قَالَ فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ ـ فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ، وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي بِهِ ـ قَالَ ـ وَيُسَمِّي حَاجَتَهُ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Abu Qatada bin Rabi Al-Ansari;

Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Jika ada di antara kamu yang memasuki Masjid, dia tidak boleh duduk sampai dia mempersembahkan dua rak' saat shalat."

Comment

Shalat di Malam Hari (Tahajjud)

Sahih al-Bukhari - Hadits 1167

Teks Hadits

Nabi (ﷺ) bersabda, "Jika salah seorang dari kalian memasuki Masjid, janganlah dia duduk sampai dia telah menunaikan shalat dua rakaat."

Komentar Ulama

Hadits mulia ini menetapkan sunnah menunaikan dua rakaat shalat saat memasuki masjid, yang dikenal sebagai "Tahiyyat al-Masjid" (Salam Masjid). Para ulama telah menjelaskan bahwa shalat ini berfungsi sebagai sarana untuk menghormati kesucian masjid dan mempersiapkan diri secara spiritual sebelum terlibat dalam ibadah atau duduk untuk zikir.

Imam al-Nawawi menyatakan dalam komentarnya bahwa shalat ini sangat dianjurkan (sunnah mu'akkadah) dan harus dilakukan sebelum duduk, kecuali jika seseorang sedang terlibat dalam shalat wajib atau tugas agama mendesak lainnya. Hikmah di balik praktik ini adalah untuk beralih dari urusan duniawi ke pengabdian spiritual, menjadikan masjid sebagai tempat yang didedikasikan semata-mata untuk ibadah.

Ulama Hanafi menganggapnya wajib (wajib), sementara mayoritas memandangnya sebagai sunnah yang ditegaskan. Jika seseorang lupa dan duduk, mereka harus berdiri dan menunaikan shalat. Ajaran ini menekankan penghormatan yang harus diberikan kepada rumah ibadah dan pentingnya memulai kunjungan dengan komunikasi langsung dengan Allah.