حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، قَالَ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ دِينَارٍ، أَنَّ عَمْرَو بْنَ أَوْسٍ، أَخْبَرَهُ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ ـ رضى الله عنهما ـ أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ لَهُ ‏"‏ أَحَبُّ الصَّلاَةِ إِلَى اللَّهِ صَلاَةُ دَاوُدَ ـ عَلَيْهِ السَّلاَمُ ـ وَأَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ، وَكَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ، وَيَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan 'Abdullah bin 'Amr bin Al-'As

Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) mengatakan kepada saya, "Doa yang paling dicintai kepada Allah adalah doa Daud dan puasa yang paling dicintai bagi Allah adalah doa Daud. Dia biasa tidur selama setengah malam dan kemudian berdoa selama sepertiga malam dan tidur lagi untuk bagian keenamnya dan biasa berpuasa pada hari-hari bergantian."

Comment

Keunggulan Ibadah Nabi Daud

Riwayat ini dari Sahih al-Bukhari (Hadis 1131) menetapkan pola ibadah unggul yang dipraktikkan oleh Nabi Daud (saw), yang Nabi Muhammad (ﷺ) gambarkan sebagai yang paling dicintai Allah. Kebijaksanaannya terletak pada keseimbangan sempurna antara pengabdian spiritual dan kebutuhan fisik.

Komentar Ulama tentang Pola Sholat Malam

Ulama klasik menjelaskan bahwa tidur di paruh pertama malam memastikan istirahat yang tepat untuk tubuh dan pikiran. Berdoa selama sepertiga terakhir malam bertepatan dengan waktu ketika Allah turun ke langit terendah dan bertanya, "Siapa yang meminta-Ku sehingga Aku dapat memberinya?" Waktu ini membuat doa lebih mungkin diterima.

Pembagian - setengah untuk tidur, sepertiga untuk sholat, dan seperenam untuk tidur - menunjukkan prinsip moderasi Islam. Jadwal ini mempertahankan tanggung jawab duniawi sambil mencapai keunggulan spiritual, membuatnya berkelanjutan sepanjang hidup.

Kebijaksanaan Puasa Bergantian Hari

Dikenal sebagai Sawm al-Dāwūd, puasa setiap hari lainnya dianggap sebagai puasa sunnah terbaik setelah puasa wajib Ramadan. Ulama mencatat bahwa pola ini lebih berbuah daripada puasa terus-menerus karena tidak melelahkan penyembah, memungkinkan mereka mempertahankan kewajiban lain.

Imam An-Nawawi berkomentar bahwa praktik ini menggabungkan manfaat puasa sambil mempertahankan kekuatan untuk ibadah dan tugas duniawi. Ini menunjukkan bahwa ibadah terbaik adalah yang konsisten, meskipun kecil, daripada ibadah berlebihan yang tidak dapat dipertahankan.

Penerapan Praktis bagi Orang Beriman

Meskipun ini mewakili yang ideal, ulama menjelaskan bahwa Muslim harus mengadopsi apa yang dapat mereka pertahankan secara konsisten. Bahkan sholat satu atau dua rakaat di sepertiga terakhir malam dan sesekali puasa bergantian hari membawa pahala besar. Pelajaran utama adalah keseimbangan dan konsistensi dalam ibadah.

Ibn Hajar al-Asqalani menekankan bahwa Nabi (ﷺ) menyebutkan ini bukan untuk mewajibkannya atas umatnya, tetapi untuk menggambarkan ibadah sunnah paling sempurna yang menggabungkan hak Allah dan hak tubuh serta keluarga sendiri.