حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا مَهْدِيٌّ، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي يَعْقُوبَ، عَنِ ابْنِ أَبِي نُعْمٍ، قَالَ كُنْتُ شَاهِدًا لاِبْنِ عُمَرَ وَسَأَلَهُ رَجُلٌ عَنْ دَمِ الْبَعُوضِ‏.‏ فَقَالَ مِمَّنْ أَنْتَ فَقَالَ مِنْ أَهْلِ الْعِرَاقِ‏.‏ قَالَ انْظُرُوا إِلَى هَذَا، يَسْأَلُنِي عَنْ دَمِ الْبَعُوضِ وَقَدْ قَتَلُوا ابْنَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم وَسَمِعْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ ‏"‏ هُمَا رَيْحَانَتَاىَ مِنَ الدُّنْيَا ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Narasi Abu Huraira

Rasulullah (ﷺ) mencium Al-Hasan bin `Ali sementara Al-Aqra' bin H`Abis at-Tamim duduk di sampingnya. Al-Aqra berkata, “Saya memiliki sepuluh anak dan saya belum pernah mencium siapa pun dari mereka,” Rasulullah (ﷺ) menatapnya dan berkata, “Barangsiapa yang tidak berbelas kasih kepada orang lain tidak akan diperlakukan dengan belas kasihan.”

Comment

Teks Hadis

Rasulullah (ﷺ) mencium Al-Hasan bin `Ali sementara Al-Aqra' bin H`Abis at-Tamim duduk di sampingnya. Al-Aqra berkata, "Saya memiliki sepuluh anak dan saya tidak pernah mencium seorang pun dari mereka," Rasulullah (ﷺ) meliriknya dan berkata, "Siapa yang tidak berbelas kasih kepada orang lain, tidak akan diperlakukan dengan belas kasih."

Referensi Sumber

Adab dan Tata Krama yang Baik (Al-Adab)

Sahih al-Bukhari 5997

Komentar Ilmiah

Hadis ini menunjukkan pentingnya menunjukkan kasih sayang dan belas kasih, terutama terhadap anak-anak. Tindakan Nabi mencium cucunya Al-Hasan menetapkan sunnah untuk mengekspresikan cinta orang tua secara fisik.

Al-Aqra' bin H`Abis mewakili kebiasaan Arab pra-Islam di mana pria menganggap menunjukkan kasih sayang kepada anak-anak sebagai tanda kelemahan. Tanggapan Nabi mengandung prinsip spiritual yang mendalam: belas kasih ilahi terhubung dengan belas kasih manusia. Seperti yang diartikulasikan oleh Imam Ibn Hajar al-Asqalani dalam Fath al-Bari, hadis ini menetapkan bahwa belas kasih bukan hanya emosi tetapi harus terwujud dalam tindakan.

Pernyataan "Siapa yang tidak berbelas kasih kepada orang lain, tidak akan diperlakukan dengan belas kasih" berlaku secara universal tetapi memiliki signifikansi khusus terkait anak-anak. Para ulama mencatat bahwa ini mencakup baik menahan belas kasih dari makhluk yang layak maupun gagal menumbuhkan belas kasih dalam karakter seseorang. Al-Qurtubi menjelaskan bahwa prinsip ini beroperasi di ranah duniawi dan spiritual - mereka yang tidak menunjukkan belas kasih sering tidak menerima dari orang lain, dan pada akhirnya berisiko kehilangan belas kasih Allah.

Implikasi Hukum dan Etika

Hadis ini menetapkan bahwa menunjukkan kasih sayang kepada anak-anak tidak hanya diizinkan tetapi terpuji. Ini menangkal praktik budaya yang menghambat ekspresi emosional.

Prinsip ini melampaui keluarga ke semua ciptaan. Seperti yang dinyatakan Imam Nawawi dalam komentarnya tentang Sahih Muslim, belas kasih yang disebutkan termasuk kebaikan kepada hewan, anak yatim, dan semua makhluk rentan.

Hadis ini berfungsi sebagai peringatan bahwa kekerasan dan kurangnya belas kasih dapat mengakibatkan perlakuan serupa dari Allah di akhirat. Ini menciptakan hubungan langsung antara perilaku manusia dan respons ilahi.