حَدَّثَنَا الْحَكَمُ بْنُ نَافِعٍ، أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ، أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ، قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ ‏"‏ جَعَلَ اللَّهُ الرَّحْمَةَ مِائَةَ جُزْءٍ، فَأَمْسَكَ عِنْدَهُ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ جُزْءًا، وَأَنْزَلَ فِي الأَرْضِ جُزْءًا وَاحِدًا، فَمِنْ ذَلِكَ الْجُزْءِ يَتَرَاحَمُ الْخَلْقُ، حَتَّى تَرْفَعَ الْفَرَسُ حَافِرَهَا عَنْ وَلَدِهَا خَشْيَةَ أَنْ تُصِيبَهُ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Narasi Abu Huraira

Saya mendengar Rasulullah (ﷺ) berkata, Allah membagi rahmat menjadi seratus bagian. Dia menyimpan sembilan puluh sembilan bagian bersama-Nya dan menurunkan satu bagian ke bumi, dan karena itu, satu bagiannya, ciptaan-Nya saling mengasihani, sehingga bahkan kuda betina mengangkat kukunya dari bayinya, agar tidak menginjak-injaknya.

Comment

Teks Hadis

Saya mendengar Rasulullah (ﷺ) bersabda, Allah membagi Rahmat menjadi seratus bagian. Dia menyimpan sembilan puluh sembilan bagian bersama-Nya dan menurunkan satu bagian ke bumi, dan karena itu, satu bagian tunggalnya, Ciptaan-Nya saling mengasihi satu sama lain, sehingga bahkan kuda betina mengangkat kakinya menjauh dari anak hewannya, agar tidak menginjaknya.

Referensi Sumber

Buku: Akhlak dan Bentuk yang Baik (Al-Adab)

Penulis: Sahih al-Bukhari

Hadis: Sahih al-Bukhari 6000

Komentar tentang Rahmat Ilahi

Hadis yang mendalam ini mengungkapkan sifat tak terbatas dari rahmat Allah. Pembagian numerik berfungsi sebagai metafora untuk membantu pemahaman manusia memahami perbedaan besar antara rahmat ilahi dan belas kasihan duniawi. Sembilan puluh sembilan bagian yang disimpan bersama Allah menandakan rahmat-Nya yang mutlak dan sempurna yang mencakup semua ciptaan, sementara satu bagian yang dibagikan di antara makhluk memungkinkan mereka menunjukkan kebaikan satu sama lain.

Sifat Belas Kasihan Duniawi

Rahmat yang kita saksikan dalam ciptaan - dari kebaikan manusia hingga naluri hewan - hanya mewakili satu persen dari total rahmat. Ini menjelaskan mengapa belas kasihan manusia terbatas dan tidak sempurna. Contoh kuda betina yang hati-hati menghindari menginjak anaknya menunjukkan bagaimana karunia ilahi ini terwujud bahkan dalam perilaku hewan, membuktikan bahwa semua belas kasihan berasal dari sifat kekal rahmat Allah.

Implikasi Spiritual

Para ulama menjelaskan bahwa hadis ini mendorong orang beriman untuk menyadari bahwa belas kasihan apa pun yang mereka tunjukkan atau terima pada akhirnya berasal dari Allah. Ini mengajarkan kerendahan hati dengan menunjukkan bahwa kapasitas manusia untuk belas kasihan sangat kecil dibandingkan dengan rahmat ilahi. Pemahaman ini seharusnya meningkatkan harapan kita akan pengampunan Allah dan menginspirasi kita untuk meneladani sifat rahmat-Nya dalam interaksi kita dengan semua ciptaan.

Aplikasi Praktis

Ajaran ini mengingatkan umat Islam untuk berbelas kasihan kepada semua makhluk, mengikuti contoh yang ditetapkan oleh Nabi Muhammad (ﷺ). Ini menyerukan belas kasihan dalam hubungan keluarga, kebaikan kepada hewan, dan rahmat kepada semua manusia terlepas dari keyakinan. Hadis ini pada akhirnya mengarah pada pencarian rahmat yang lebih besar yang disimpan bersama Allah melalui ketaatan dan perbuatan baik.