حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ شُرَحْبِيلَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ قَالَ ‏"‏ أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهْوَ خَلَقَكَ ‏"‏‏.‏ ثُمَّ قَالَ أَىُّ قَالَ ‏"‏ أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ خَشْيَةَ أَنْ يَأْكُلَ مَعَكَ ‏"‏‏.‏ قَالَ ثُمَّ أَىُّ قَالَ ‏"‏ أَنْ تُزَانِيَ حَلِيلَةَ جَارِكَ ‏"‏‏.‏ وَأَنْزَلَ اللَّهُ تَصْدِيقَ قَوْلِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم ‏{‏وَالَّذِينَ لاَ يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ‏}‏‏.‏
Terjemahan
Narasi dari 'Abdullah

Aku berkata, 'Ya Rasulullah (ﷺ)! Dosa manakah yang paling besar?” Beliau berkata: “Menjadikan musuh bagi Allah, padahal Dialah yang menciptakan kamu.” Saya berkata, “Apa selanjutnya?” Dia berkata, “Untuk membunuh anakmu supaya dia tidak berbagi makanan denganmu.” Saya lebih lanjut bertanya, “Apa selanjutnya?” Dia berkata, “Untuk melakukan hubungan seksual ilegal dengan istri tetangga Anda.” Dan kemudian Allah turunkan sebagai bukti atas perkataan Nabi: “Orang-orang yang tidak menyembah tuhan lain di samping Allah)... (sampai akhir ayat)... '(25.68)

Comment

Komentar tentang Hadis Dosa-Dosa Besar

Narasi ini dari Sahih al-Bukhari 6001, ditemukan dalam Kitab Adab dan Bentuk (Al-Adab), menyajikan hierarki mendalam dari dosa-dosa besar seperti yang dijelaskan oleh Nabi Muhammad (ﷺ) kepada sahabatnya. Tiga dosa yang disebutkan mewakili pelanggaran terberat terhadap hak-hak Allah dan hak asasi manusia.

Dosa Terbesar: Syirik

Nabi (ﷺ) mengidentifikasi syirik (menyekutukan Allah) sebagai dosa terberat karena melanggar tujuan fundamental penciptaan - untuk menyembah Allah saja. Ini merupakan ketidakadilan tertinggi terhadap Sang Pencipta yang hanya layak disembah.

Ulama klasik seperti Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan bahwa syirik membatalkan semua amal baik dan menjamin hukuman abadi jika seseorang mati dalam keadaan itu tanpa tobat, karena bertentangan dengan esensi tauhid (kesatuan ilahi).

Dosa Besar Kedua: Membunuh Anak Sendiri

Ini merujuk pada praktik pra-Islam mengubur anak perempuan hidup-hidup karena takut kemiskinan atau malu. Para ulama mencatat bahwa ini mewakili pengkhianatan tertinggi dari tanggung jawab dan kepercayaan orang tua.

Imam al-Qurtubi berkomentar bahwa dosa ini menggabungkan beberapa pelanggaran: pembunuhan, pemutusan hubungan kekerabatan, dan ketidakpercayaan pada rezeki Allah - semua pelanggaran berat terhadap etika Islam.

Dosa Besar Ketiga: Berzina dengan Istri Tetangga

Formulasi khusus ini menyoroti beberapa pelanggaran: hubungan seksual terlarang, pengkhianatan kepercayaan komunitas, dan pelanggaran hak tetangga yang sangat ditekankan dalam Islam.

Ibn al-Arabi menjelaskan bahwa istri tetangga disebutkan secara khusus karena ini memperparah dosa dengan menambahkan pelanggaran kepercayaan pada dosa zina yang sudah berat.

Koroborasi Quran

Referensi penutup kepada Surah al-Furqan (25:68) menunjukkan bagaimana wahyu mengonfirmasi ajaran Nabi, menunjukkan harmoni sempurna antara Quran dan Sunnah.

Para ulama mencatat bahwa ayat tersebut menyebutkan mereka yang menghindari dosa-dosa besar - termasuk syirik, pembunuhan, dan zina - dengan demikian memvalidasi hierarki dosa Nabi dalam hadis ini.