Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Kamu melihat orang-orang mukmin dalam hal penyayang di antara mereka sendiri dan menunjukkan kasih di antara mereka sendiri dan bersikap baik, menyerupai satu tubuh, sehingga jika ada bagian tubuh yang tidak sehat maka seluruh tubuh berbagi insomnia (insomnia) dan demam bersamanya.”
Kitab Adab dan Tata Krama yang Baik (Al-Adab)
Sahih al-Bukhari - Hadis 6011
Teks Hadis
Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Kamu melihat orang-orang beriman dalam hal mereka saling mengasihi di antara mereka sendiri dan menunjukkan cinta di antara mereka sendiri dan bersikap baik, menyerupai satu tubuh, sehingga, jika ada bagian tubuh yang tidak sehat maka seluruh tubuh berbagi ketidaknyamanan (insomnia) dan demam dengannya."
Komentar Ilmiah
Hadis mulia ini menetapkan hubungan spiritual dan emosional yang mendalam yang mengikat komunitas orang beriman. Nabi (ﷺ) menggunakan metafora satu tubuh untuk menggambarkan persatuan yang tak terpisahkan dari umat Muslim.
Tiga kualitas yang disebutkan - kasih sayang, cinta, dan kebaikan - mewakili karakteristik esensial yang mempertahankan persatuan ini. Kasih sayang mencegah kekasaran, cinta menghilangkan permusuhan, dan kebaikan memastikan perlakuan yang penuh kasih.
Analogi tubuh menunjukkan bahwa penderitaan satu Muslim harus benar-benar mempengaruhi yang lain, sama seperti rasa sakit di satu organ mengganggu seluruh tubuh. Ini mengharuskan orang beriman untuk secara aktif berbagi dalam kesulitan saudara mereka melalui doa, bantuan, dan dukungan emosional.
Para ulama menjelaskan bahwa ajaran ini menetapkan kewajiban tanggung jawab timbal balik dalam Ummah. Ketika seorang Muslim menghadapi kesulitan, yang lain harus merespons dengan kepedulian dan bantuan praktis, memenuhi hak-hak persaudaraan dalam Islam.
Implikasi Praktis
Hadis ini mengajarkan kita untuk menumbuhkan kepedulian yang tulus terhadap sesama Muslim di seluruh dunia, merespons penderitaan mereka seolah-olah itu adalah penderitaan kita sendiri.
Ini mewajibkan kita untuk mempertahankan ikatan persaudaraan yang kuat, mengunjungi orang sakit, membantu yang membutuhkan, dan mendukung mereka yang dalam kesulitan.
Metafora ini mengingatkan kita bahwa mengabaikan penderitaan Muslim lain seperti mengabaikan rasa sakit di tubuh kita sendiri - pada akhirnya merugikan kesehatan spiritual kita.