حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ ـ رضى الله عنه ـ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًا، وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ، حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Narasi Abu Huraira

Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga tanda-tanda orang munafik: Setiap kali dia berbicara, dia berdusta; dan setiap kali dia berjanji, dia melanggar janjinya; dan setiap kali dia dipercayakan, dia mengkhianati (terbukti tidak jujur)”. ﷺ

Comment

Hadis tentang Kemunafikan dari Sahih al-Bukhari

"Rasulullah (ﷺ) bersabda, 'Tanda-tanda seorang munafik ada tiga: Setiap kali dia berbicara, dia berbohong; dan setiap kali dia berjanji, dia mengingkari janjinya; dan setiap kali dia dipercayakan, dia mengkhianati (terbukti tidak jujur)'." (Sahih al-Bukhari 6095)

Komentar Ulama tentang Tiga Tanda

Hadis yang mendalam dari bab "Akhlak dan Tata Krama (Al-Adab)" ini mengidentifikasi ciri-ciri pembeda nifaq (kemunafikan) dalam perilaku seseorang. Nabi (ﷺ) menguraikan tiga sifat mendasar yang terwujud dalam interaksi seseorang dengan orang lain.

Pertama: Berbohong dalam ucapan. Lidah munafik terpisah dari kebenaran, berbicara kebohongan tanpa kendali. Ulama menjelaskan ini menunjukkan hati yang rusak yang tidak takut kepada Allah dalam berbicara.

Kedua: Mengingkari janji. Ketika seorang munafik membuat komitmen, dia dengan mudah melanggarnya, menunjukkan ketidakpedulian terhadap kata-katanya dan hak-hak orang lain. Ini menunjukkan ketidakdapatdipercayaan dalam perjanjian sosial.

Ketiga: Mengkhianati kepercayaan. Munafik terbukti tidak jujur ketika diberi tanggung jawab, melanggar amanah (kepercayaan) yang diberikan kepadanya. Ini termasuk di antara tanda-tanda terberat, karena kepercayaan adalah fondasi masyarakat Muslim.

Tingkat Kemunafikan dalam Ilmu Keislaman

Ulama klasik membedakan antara kemunafikan besar (nifaq i'tiqadi) - menyembunyikan kekafiran sambil mengaku Islam - dan kemunafikan kecil (nifaq 'amali) - menunjukkan perilaku munafik sambil mempertahankan iman. Hadis ini terutama membahas yang terakhir.

Ibn Hajar al-Asqalani berkomentar bahwa memiliki salah satu dari sifat-sifat ini memberikan seseorang ciri kemunafikan, sementara memiliki ketiganya membuat kemiripannya lengkap. Namun, ini tidak serta merta menjadikan seseorang munafik sepenuhnya dalam keyakinan.

Tujuan pengajaran ini adalah preventif - untuk membantu orang beriman mengenali dan menyucikan diri dari kualitas-kualitas merusak ini yang merusak karakter individu dan harmoni sosial.