حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ، قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ زَيْنَبَ ابْنَةِ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ ـ رضى الله عنها ـ قَالَتْ جَاءَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَحِي مِنَ الْحَقِّ، فَهَلْ عَلَى الْمَرْأَةِ غُسْلٌ إِذَا احْتَلَمَتْ فَقَالَ " نَعَمْ إِذَا رَأَتِ الْمَاءَ ".
Salin
Narasi Thabit
bahwa dia mendengar Anas berkata, “Seorang wanita datang kepada Nabi (ﷺ) menawarkan dirinya kepadanya dalam pernikahan, berkata, “Apakah kamu tertarik padaku (yaitu apakah kamu ingin menikahiku?)” Putri Anas berkata, “Betapa tidak tahu malunya wanita itu!” Pada saat itu Anas berkata, “Dia lebih baik darimu, karena dia menyerahkan dirinya kepada Rasulullah (ﷺ) (untuk menikah).