حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ سُلَيْمَانَ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ ‏"‏ الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud

Seorang pria datang kepada Rasulullah (ﷺ) dan berkata, “Wahai Rasulullah (ﷺ)! Apa yang Anda katakan tentang seorang pria yang mencintai beberapa orang tetapi tidak dapat mengejar kebaikan mereka?” Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Setiap orang akan bersama orang-orang yang dicintainya.”

Comment

Teks dan Konteks Hadis

Hadis mulia dari Sahih al-Bukhari 6169 dalam Kitab Adab dan Bentuk (Al-Adab) menyajikan prinsip spiritual yang mendalam. Seorang sahabat mendekati Nabi Muhammad (ﷺ) mengungkapkan cintanya kepada orang-orang saleh meskipun merasa tidak mampu menandingi perbuatan mereka.

Ini mencerminkan kondisi manusia yang umum - kecenderungan alami jiwa terhadap kebaikan sementara diri fisik berjuang untuk mewujudkannya sepenuhnya. Kerendahan hati penanya menunjukkan etika Islam yang tepat dalam mencari pengetahuan dari sumber yang berkualifikasi.

Tanggapan Kenabian: Asosiasi Spiritual

Jawaban Rasul, "Setiap orang akan bersama dengan orang yang dicintainya," mengandung hikmah yang besar. Para ulama menjelaskan bahwa ini menetapkan prinsip persahabatan spiritual (suhbah) di mana cinta di hati menciptakan koneksi nyata yang melampaui kedekatan fisik.

Ibn Hajar al-Asqalani berkomentar dalam Fath al-Bari bahwa hadis ini menunjukkan bagaimana cinta tulus kepada orang saleh menjadi sarana untuk mencapai persahabatan mereka di Akhirat, bahkan jika perbuatan seseorang lebih sedikit. Keterikatan hati pada kebaikan menarik rahmat ilahi.

Penjelasan Ulama tentang Kekuatan Cinta

Al-Qurtubi menjelaskan bahwa cinta ini harus demi Allah, bukan alasan duniawi. Ketika seseorang mencintai orang saleh karena kesalehan dan ketaatan mereka kepada Allah, cinta ini menjadi ibadah itu sendiri yang mengangkat sang pecinta.

Imam an-Nawawi menekankan dalam komentarnya bahwa hadis ini mendorong Muslim untuk menumbuhkan cinta kepada nabi, sahabat, dan orang-orang saleh, karena cinta ini menjadi kendaraan untuk kemajuan spiritual dan pahala surgawi.

Implikasi Praktis bagi Perilaku Muslim

Ajaran ini memotivasi orang beriman untuk bergaul dengan orang saleh dan mengembangkan cinta sejati kepada mereka. Namun, para ulama memperingatkan bahwa ini tidak mengizinkan kelalaian dalam menjalankan kewajiban, melainkan menginspirasi menuju ketaatan yang lebih besar.

Hadis ini menawarkan harapan kepada mereka yang berjuang secara spiritual sambil mempertahankan cinta pada kebaikan. Ini menunjukkan keseimbangan Islam antara rahmat ilahi dan tanggung jawab manusia, di mana niat tulus dan koneksi spiritual melengkapi tindakan fisik.