حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ سُلَيْمَانَ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ ‏"‏ الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Narasi Anas bin Malik

Seorang pria bertanya kepada Nabi (ﷺ), “Kapan hari kiamat akan ditetapkan wahai Rasulullah (ﷺ)?” Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Apa yang telah kamu persiapkan untuk itu?” Pria itu berkata, “Saya belum menyiapkan banyak doa atau puasa atau sedekah untuk itu, tetapi saya mencintai Allah dan Rasul-Nya.” Nabi (ﷺ) berkata, “Kamu akan bersama orang-orang yang kamu cintai.”

Comment

Teks Hadis

Seorang laki-laki bertanya kepada Nabi (ﷺ) "Kapan Hari Kiamat akan terjadi, wahai Utusan Allah (ﷺ)?" Nabi (ﷺ) berkata, "Apa yang telah kamu persiapkan untuknya?" Laki-laki itu berkata, "Saya belum mempersiapkan banyak shalat, puasa, atau sedekah, tetapi saya mencintai Allah dan Rasul-Nya." Nabi (ﷺ) berkata, "Kamu akan bersama dengan orang yang kamu cintai."

Referensi Hadis

Sahih al-Bukhari 6171

Referensi Buku

Akhlak dan Bentuk yang Baik (Al-Adab)

Sahih al-Bukhari

Komentar Ilmiah

Hadis yang mendalam ini menunjukkan bahwa cinta tulus kepada Allah dan Rasul-Nya (ﷺ) adalah salah satu sarana terbesar untuk mencapai kedekatan ilahi. Nabi (ﷺ) mengalihkan sahabat dari kekhawatiran tentang waktu Hari Kiamat ke apa yang benar-benar penting: persiapan spiritual.

Para ulama menjelaskan bahwa mencintai Allah dan Rasul-Nya mengharuskan mengikuti perintah-perintah mereka dan meneladani karakter mulia Nabi. Cinta ini bukan sekadar emosi tetapi terwujud dalam ketaatan dan kepatuhan kepada Sunnah.

Pernyataan "Kamu akan bersama dengan orang yang kamu cintai" menunjukkan bahwa cinta sejati menciptakan kedekatan spiritual, menyebabkan orang beriman berbagi tempat tinggal akhir yang sama dengan yang dicintai - Surga bersama para nabi dan orang-orang saleh. Prinsip ini berlaku secara universal: persahabatan akhir seseorang mencerminkan keterikatan hati mereka di dunia ini.

Kerendahan hati sahabat dalam mengakui ibadahnya yang terbatas menyoroti bahwa meskipun amal perbuatan penting, mereka disempurnakan dan diterima melalui cinta dan niat yang tulus. Hadis ini memberikan harapan yang besar, menunjukkan bahwa rahmat Allah meliputi mereka yang hatinya benar-benar terikat kepada-Nya dan Rasul-Nya, bahkan jika amal perbuatan mereka terbatas.