Nabi (ﷺ) bersabda, "Barangsiapa melihatku (dalam mimpi) maka sesungguhnya dia telah melihat kebenaran."
Interpretasi Mimpi - Sahih al-Bukhari 6996
Nabi Muhammad (ﷺ) menyatakan, "Siapa pun yang melihatku (dalam mimpi) maka ia benar-benar telah melihat kebenaran."
Komentar Ilmiah
Hadis mulia ini menetapkan bahwa melihat Nabi (ﷺ) dalam mimpi merupakan penglihatan yang benar, karena Setan tidak dapat mengambil wujudnya. Ini didasarkan pada pernyataan Nabi sendiri: "Siapa pun yang melihatku dalam mimpi benar-benar telah melihatku, karena Setan tidak dapat muncul dalam wujudku" (Sahih al-Bukhari).
Para ulama menjelaskan bahwa mimpi seperti itu terdiri dari tiga jenis: baik melihat wajah mulia Nabi secara harfiah, representasi simbolis melalui atributnya, atau pertemuan spiritual dengan esensinya. Semua merupakan penglihatan yang sah menurut konsensus ilmiah.
Imam al-Nawawi berkomentar bahwa hadis ini memberikan kenyamanan bagi Umat, mengonfirmasi bahwa Nabi (ﷺ) tetap dapat diakses secara spiritual oleh pengikutnya. Penglihatan ini berfungsi sebagai kabar gembira dan koneksi dengan bimbingan Nabi di luar masa hidup fisiknya.
Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan bahwa kebenaran mimpi seperti itu bergantung pada keadaan pemimpi - semakin saleh orangnya, semakin besar kemungkinan penglihatan itu otentik. Mimpi juga harus sesuai dengan karakter dan ajaran Nabi yang diketahui.
Signifikansi & Manfaat
Penglihatan ini dianggap sebagai berkah dan kehormatan besar bagi orang beriman, menunjukkan anugerah ilahi.
Ini berfungsi sebagai jaminan spiritual dan koneksi dengan warisan Nabi.
Mimpi seperti itu mungkin mengandung bimbingan, peringatan, atau kabar gembira bagi pemimpi.
Penglihatan ini mengonfirmasi kehadiran spiritual Nabi (ﷺ) yang berkelanjutan dalam komunitas Muslim.