Nabi (ﷺ) bersabda, "Siapa pun yang pernah melihatku (dalam mimpi) maka sesungguhnya dia telah melihat kebenaran, karena Setan tidak dapat muncul dalam bentukku."
Interpretasi Mimpi - Sahih al-Bukhari 6997
Nabi Muhammad (ﷺ) bersabda, "Barangsiapa melihatku (dalam mimpi) maka sungguh dia telah melihat kebenaran, karena setan tidak dapat muncul dalam wujudku."
Komentar Ilmiah
Hadis mulia ini menetapkan bahwa melihat Nabi (ﷺ) dalam mimpi adalah penglihatan yang benar, terlindung dari penipuan setan. Hikmah ilahi di balik perlindungan ini terletak pada penghormatan terhadap kesucian Nabi dan mencegah setan meniru bentuknya yang diberkati.
Ulama klasik menjelaskan bahwa mimpi seperti itu dianggap sebagai kabar gembira bagi orang beriman, menunjukkan iman mereka yang kuat dan hubungan dengan bimbingan Nabi. Penglihatan tersebut mungkin berisi instruksi, peringatan, atau wawasan spiritual yang selaras dengan ajaran Islam.
Namun, ulama mengingatkan bahwa isi mimpi harus diukur terhadap Al-Quran dan Sunnah. Setiap mimpi yang mengklaim bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam yang mapan tidak dapat dikaitkan dengan penglihatan Nabi yang benar, terlepas dari penampilannya.
Implikasi Hukum dan Spiritual
Menurut ilmu tradisional, seseorang yang melihat Nabi (ﷺ) dalam mimpi harus bersedekah sebagai rasa syukur dan membagikan kabar gembira kepada ulama saleh untuk interpretasi yang tepat.
Hadis ini tidak berarti bahwa setiap klaim melihat Nabi harus diterima tanpa pemeriksaan. Ketaatan agama dan karakter pengklaim dipertimbangkan dalam mengevaluasi laporan tersebut.