Kami duduk bersama Rasulullah (ﷺ), dia berkata, "Ketika saya tidur, saya melihat diri saya di surga. Tiba-tiba saya melihat seorang wanita berwudhu di samping sebuah istana. Saya bertanya, "Untuk siapa istana ini?" Mereka (para malaikat) menjawab, "Ini untuk 'Umar bin Al-Khattab." Kemudian aku teringat ghira 'Umar dan kembali dengan tergesa-gesa." Mendengar itu, 'Umar mulai menangis dan berkata, "Biarlah ayah dan ibuku dikorbankan untukmu. Wahai Rasulullah (ﷺ)! Beraninya aku berpikir bahwa Ghera-ku tersinggung olehmu?
Interpretasi Mimpi - Sahih al-Bukhari 7023
Narasi ini dari Sahih al-Bukhari menyajikan visi mendalam yang disaksikan oleh Nabi Muhammad (ﷺ) mengenai sahabat terhormat Umar ibn al-Khattab (semoga Allah meridainya). Nabi melihat dirinya di Surga dan mengamati seorang wanita yang sedang berwudhu di samping istana megah yang ditetapkan untuk Umar.
Kehadiran wanita di dekat istana Umar menandakan istri-istri dan sahabat yang saleh yang akan menghuni Surga bersama orang-orang beriman. Wudhunya menunjukkan kesucian dan persiapan spiritual, mencerminkan keadaan tinggi mereka yang dekat dengan ilahi.
Keberangkatan tiba-tiba Nabi saat mengingat "ghira" (kecemburuan protektif) Umar menunjukkan rasa hormatnya yang mendalam terhadap karakter sahabatnya. Ghira dalam konteks ini merujuk pada kecemburuan alami dan saleh yang dirasakan seorang mukmin mengenai kehormatan keluarga dan imannya—suatu kualitas yang dipuji dalam Islam ketika dalam batas yang tepat.
Tanggapan emosional Umar—menangis dan menawarkan orang tuanya sebagai tebusan untuk Nabi—mencontohkan cinta dan penghormatan mendalam yang dimiliki para sahabat terhadap Utusan Allah. Pernyataannya "Bagaimana aku berani memikirkan Ghira-ku tersinggung olehmu?" menunjukkan penyerahan total kepada otoritas Nabi dan pengakuan bahwa tindakan Nabi selalu dipandu oleh kebijaksanaan ilahi.
Hadis ini mengonfirmasi kedudukan tinggi Umar di Surga dan berfungsi sebagai bukti rasa saling menghormati dan ikatan spiritual yang mendalam antara Nabi dan para sahabatnya.