حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ الْحَكَمُ ـ هُوَ ابْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْبَصْرِيُّ ـ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ سُلَيْمَانَ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ ـ رضى الله عنه ـ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ آيَةُ الصَّدَقَةِ كُنَّا نُحَامِلُ، فَجَاءَ رَجُلٌ فَتَصَدَّقَ بِشَىْءٍ كَثِيرٍ فَقَالُوا مُرَائِي‏.‏ وَجَاءَ رَجُلٌ فَتَصَدَّقَ بِصَاعٍ فَقَالُوا إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنْ صَاعِ هَذَا‏.‏ فَنَزَلَتِ ‏{‏الَّذِينَ يَلْمِزُونَ الْمُطَّوِّعِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فِي الصَّدَقَاتِ وَالَّذِينَ لاَ يَجِدُونَ إِلاَّ جُهْدَهُمْ‏}‏ الآيَةَ‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Aisha

Seorang wanita bersama dengan kedua putrinya datang kepada saya meminta (untuk beberapa sedekah), tetapi dia tidak menemukan apa-apa dengan saya kecuali satu kurma yang saya berikan kepadanya dan dia membaginya di antara kedua putrinya, dan tidak makan apa-apa sendiri, dan kemudian dia bangkit dan pergi. Kemudian Nabi (صلى الله عليه وسلم) datang dan saya memberitahunya tentang cerita ini. Dia berkata, "Barangsiapa diadili oleh anak-anak perempuan ini dan dia memperlakukan mereka dengan murah hati (dengan kebajikan) maka anak-anak perempuan ini akan bertindak sebagai perisai baginya dari Api Neraka." (Lihat Hadis No. 24, Vol. 8).

Comment

Teks & Konteks Hadis

Riwayat ini dari Sahih al-Bukhari 1418 menceritakan sebuah insiden mendalam di mana seorang wanita miskin dengan dua putri menerima satu kurma dari narator, yang dia berikan sepenuhnya kepada anak-anaknya dengan tanpa pamrih.

Nabi Muhammad (ﷺ), setelah mendengar kisah ini, menyampaikan ajaran penting tentang keutamaan spiritual dalam merawat putri.

Komentar Ilmiah

Ulama klasik menekankan karakter teladan sang ibu: kemiskinannya yang ekstrem, pengorbanan keibuan, dan kepercayaan sempurna pada rezeki Allah. Tindakannya mewujudkan prinsip Al-Qur'an "mengutamakan orang lain di atas diri mereka sendiri, meskipun kemiskinan adalah bagian mereka" (59:9).

Satu kurma melambangkan bagaimana bahkan sedekah tulus terkecil, yang diberikan dari kebutuhan sejati, memiliki bobot spiritual yang besar dalam perkiraan Ilahi.

Signifikansi Teologis

Deklarasi Nabi mengubah persepsi budaya tentang putri, yang sering dianggap sebagai beban dalam masyarakat pra-Islam. Mereka menjadi sarana perlindungan ilahi dan peninggian spiritual.

"Ujian oleh putri-putri ini" merujuk pada ujian rezeki, perlindungan, dan pengasuhan. "Memperlakukan mereka dengan murah hati" mencakup dukungan materi, perawatan emosional, dan pendidikan Islam yang tepat.

"Perisai dari Api Neraka" menunjukkan bahwa perawatan yang benar terhadap putri dapat berfungsi sebagai penebus dosa dan perlindungan dari hukuman ilahi, menyoroti pahala besar untuk memenuhi amanah ini.

Aplikasi Praktis

Hadis ini menetapkan bahwa merawat tanggungan perempuan—baik putri, saudara perempuan, atau yatim—adalah kewajiban agama dan sarana keselamatan spiritual.

Orang tua Muslim harus melihat putri sebagai berkah ilahi dan peluang untuk pahala abadi daripada beban, berinvestasi dalam kesejahteraan mereka dengan kesadaran bahwa tindakan ini berfungsi sebagai perlindungan di Akhirat.