Nabi (saw) bersabda, "Tujuh orang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya pada hari ketika tidak ada naungan kecuali milik-Nya. Mereka adalah: (1) penguasa yang adil; (2) seorang pemuda yang telah dibesarkan dalam ibadah kepada Allah, (yaitu menyembah Allah (Sendirian) dengan tulus sejak kecil), (3) seorang pria yang hatinya melekat pada masjid (yang melajatkan lima shalat berjamaah wajib di masjid); (4) dua orang yang saling mencintai hanya demi Allah dan mereka bertemu dan berpisah dalam perjuangan Allah saja; (5) seorang pria yang menolak panggilan seorang wanita menawan yang lahir mulia untuk melakukan hubungan seksual secara ilegal dengannya dan berkata: Aku takut kepada Allah; (6) seseorang yang melakukan amal secara diam-diam sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang telah diberikan tangan kanannya (yaitu tidak ada yang tahu berapa banyak yang telah dia berikan dalam amal). (7) seseorang yang mengingat Allah dalam pengasingan dan matanya dibanjiri air mata."
Komentar Hadis: Tujuh di Bawah Naungan Allah
Hadis mulia ini dari Sahih al-Bukhari 1423 menguraikan tujuh kategori orang beriman yang akan menerima perlindungan ilahi pada Hari Kiamat ketika tidak ada naungan kecuali Singgasana Allah. Setiap kategori mewakili bentuk keunggulan spiritual dan pengabdian kepada Allah yang berbeda.
Penguasa yang Adil
Seorang penguasa yang memerintah dengan keadilan dan kejujuran, menegakkan hukum ilahi tanpa pilih kasih atau penindasan. Keadilannya meluas ke semua rakyat tanpa memandang status, kekayaan, atau keyakinan mereka.
Pemuda yang Saleh
Seorang muda yang mempertahankan kesalehan selama puncak kekuatan fisik dan godaan duniawi. Ini menunjukkan disiplin spiritual yang luar biasa ketika kecenderungan alami paling kuat.
Hati yang Berdedikasi pada Masjid
Seseorang yang jiwanya menemukan kenyamanan di masjid, secara teratur melaksanakan shalat berjamaah. Ini menunjukkan hati yang terikat pada zikir kepada Allah daripada gangguan duniawi.
Persaudaraan demi Allah
Dua individu yang persahabatannya murni untuk keridhaan ilahi, bertemu dan berpisah untuk tujuan yang benar tanpa motif duniawi. Ini mencerminkan koneksi spiritual yang murni.
Pria yang Suci
Seseorang yang menolak keinginan terlarang meskipun godaan kuat, menyatakan "Saya takut kepada Allah." Ini mencontohkan kesadaran akan Tuhan (taqwa) yang sejati mengatasi naluri dasar.
Pemberi Rahasia
Seseorang yang memberikan sedekah dengan sangat diam-diam sehingga bahkan tangan kirinya tidak tahu apa yang telah diberikan tangan kanannya. Ini mewakili bentuk ketulusan (ikhlas) tertinggi dalam zakat wajib dan sedekah sukarela.
Pengingat yang Menangis
Seseorang yang mengingat Allah dalam kesendirian hingga air mata mengalir karena takjub dan cinta. Ini menunjukkan kesadaran spiritual yang mendalam dan koneksi hati dengan Yang Ilahi.