Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Setiap hari dua malaikat turun dari Surga dan salah satu dari mereka berkata, 'Ya Allah! Kompensasilah setiap orang yang membelanjakan Tujuan-Mu,' dan yang lain (malaikat) berkata, 'Ya Allah! Hancurkan setiap orang kikir.' "
Teks dan Referensi Hadis
Nabi (ﷺ) bersabda, "Setiap hari dua malaikat turun dari Surga dan salah satunya berkata, 'Ya Allah! Gantikan setiap orang yang berbelanja di Jalan-Mu,' dan yang lain (malaikat) berkata, 'Ya Allah! Hancurkan setiap orang yang kikir.'"
Referensi: Sahih al-Bukhari 1442 | Kitab: Zakat Wajib (Zakat)
Komentar tentang Doa-Doa Ilahi
Doa malaikat pertama mencakup semua bentuk pengeluaran untuk keridhaan Allah - termasuk Zakat, sedekah sukarela, dan mendukung sebab-sebab Islam. Istilah "gantikan" (akhlif) menyiratkan penggantian duniawi dan pahala abadi, sebagaimana Allah janjikan dalam Quran 34:39: "Apa pun yang kamu belanjakan, Dia akan menggantinya."
Doa malaikat kedua terhadap orang kikir menunjukkan keparahan menahan apa yang Allah perintahkan untuk diberikan. "Hancurkan" (ahlik) menandakan kehancuran materi dan kerusakan spiritual, karena kekikiran mengeraskan hati dan memutus seseorang dari rahmat ilahi.
Wawasan Ulama tentang Sedekah dan Kekikiran
Imam Ibn Hajar al-Asqalani berkomentar dalam Fath al-Bari bahwa hadis ini menetapkan perhatian ilahi yang konstan terhadap perilaku ekonomi manusia. Turunnya malaikat setiap hari menekankan relevansi abadi sedekah dalam kehidupan Muslim.
Al-Qurtubi menjelaskan bahwa "berbelanja di Jalan-Mu" termasuk Zakat wajib dan sedekah sunnah (sadaqah), sementara "orang kikir" merujuk pada orang yang menahan hak wajib atau mencegah dirinya dari kebaikan sukarela meskipun memiliki kemampuan.
Implikasi Praktis bagi Orang Beriman
Riwayat ini mendorong tanggapan segera terhadap peluang amal, mengetahui makhluk surgawi aktif mencatat dan mendoakan para pemberi.
Kontras antara dua doa ini berfungsi sebagai motivator yang kuat: orang beriman harus bercita-cita menjadi bagian dari mereka yang didoakan malaikat untuk peningkatan, daripada yang ditargetkan untuk kehancuran.
Ulama mencatat bahwa hadis ini terutama menekankan Zakat karena sifatnya yang wajib, tetapi meluas ke semua bentuk pengeluaran bermanfaat yang mencari keridhaan Allah.