Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Contoh kikir dan pemberi sedekah seperti contoh dua orang yang mengenakan jubah besi." Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) juga bersabda, "Contoh seorang pemberi sedekah dan seorang kikir adalah seperti contoh dua orang yang memiliki dua jubah besi dari dada hingga tulang selangkanya, dan ketika pemberi sedekah ingin memberi sedekah, jubah itu menjadi luas hingga menutupi seluruh tubuhnya sedemikian rupa sehingga menyembunyikan ujung jarinya dan menutupi jejak kakinya (melenyapkan jejaknya). (1) Dan ketika si kikir ingin membelanjakan, itu (jubah besi) menempel, dan setiap cincin menempel pada tempatnya dan dia mencoba melebarkannya, tetapi tidak menjadi lebar.
Interpretasi Metaforis
Jubah besi mewakili kecenderungan alami jiwa manusia terhadap kedermawanan atau kekikiran. Sama seperti besi yang berat dan membatasi, sifat-sifat ini juga membebani jiwa hingga diubah melalui tindakan.
Bagi orang yang dermawan, sedekah menjadi sarana ekspansi spiritual, di mana sifat membatasi dari keterikatan duniawi diangkat, memungkinkan jiwa mengalami kemudahan dan perlindungan ilahi.
Konsekuensi Spiritual
Jubah yang mengembang dari pemberi sedekah melambangkan bagaimana Allah menggantikan pembatasan duniawi dengan keluasan spiritual. Penyembunyian ujung jari dan jejak kaki menunjukkan penghapusan dosa dan perlindungan dari bahaya spiritual.
Jubah yang menyempit dari si kikir menunjukkan bagaimana menahan sedekah wajib menyempitkan keadaan spiritual, penghidupan, dan kedamaian batin - kekayaan yang mereka upayakan untuk dilestarikan justru menjadi sumber penyempitan.
Implikasi Hukum
Hadis ini menekankan sifat wajib Zakat dan kekuatan transformatifnya. Kualitas "besi" menandakan aspek wajib - sama seperti besi tidak dapat dengan mudah dihilangkan, kewajiban sedekah juga tidak dapat diabaikan.
Ulama menyimpulkan dari ini bahwa sedekah rutin melunakkan hati, memperluas rezeki, dan melindungi dari bencana, sementara kekikiran mengeraskan hati dan menyempitkan berkah.
Aplikasi Praktis
Gambaran ini mengajarkan bahwa kesulitan awal dalam memberikan sedekah menyerupai beratnya besi, tetapi ketekunan mengubah beban ini menjadi perlindungan spiritual yang meliputi seluruh eksistensi seseorang.
Umat Muslim harus memahami bahwa sedekah bukan sekadar transaksi keuangan tetapi transformasi spiritual di mana pemberi menerima jauh lebih banyak daripada yang mereka berikan baik dalam hal duniawi maupun spiritual.