Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Jam (hari kiamat) tidak akan ditetapkan sampai kekayaanmu bertambah sedemikian rupa sehingga orang akan khawatir, karena tidak ada yang akan menerima Zakatnya dan orang yang akan diberikannya akan menjawab, 'Aku tidak membutuhkannya.' "
Teks Hadis
Nabi (ﷺ) bersabda, "Hari Kiamat tidak akan tiba hingga harta kalian bertambah begitu banyak sehingga seseorang akan khawatir, karena tidak ada yang akan menerima zakatnya dan orang yang kepadanya ia akan memberikannya akan menjawab, 'Aku tidak membutuhkannya.'"
Referensi Sumber
Kitab: Zakat Wajib (Zakat)
Pengarang: Sahih al-Bukhari
Hadis: Sahih al-Bukhari 1412
Komentar Ilmiah
Hadis yang mendalam ini menggambarkan salah satu tanda kecil Hari Kiamat, yang menunjukkan masa kelimpahan materi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Para ulama menjelaskan bahwa ini menandakan transformasi lengkap dalam kondisi masyarakat di mana kemiskinan dihilangkan dan kekayaan menjadi begitu meluas sehingga bahkan mereka yang ditunjuk untuk menerima zakat menolaknya, menyatakan diri mereka mandiri.
Imam Ibn Hajar al-Asqalani dalam Fath al-Bari berkomentar bahwa ini menunjukkan bagaimana tatanan alam akan dibalik sebelum Hari Kiamat. Tujuan utama zakat - untuk mendistribusikan kembali kekayaan dan membantu yang membutuhkan - menjadi tidak relevan ketika setiap orang memiliki sarana yang berlimpah.
Nubuat ini berfungsi sebagai peringatan dan pengingat akan sifat sementara dari harta duniawi. Ini mengajarkan umat Islam bahwa kekayaan sejati tidak terletak pada kelimpahan materi tetapi pada kekayaan spiritual dan kesiapan untuk Akhirat.
Implikasi Hukum dan Spiritual
Para ulama menyimpulkan dari hadis ini bahwa zakat tetap wajib bahkan di masa kelimpahan, meskipun distribusinya mungkin menjadi menantang.
Hadis ini menekankan prinsip Islam bahwa kekayaan adalah amanah dari Allah dan harus digunakan sesuai dengan perintah-Nya, terlepas dari perubahan keadaan ekonomi.
Nubuat ini mendorong orang beriman untuk mempertahankan kewajiban agama mereka secara konsisten dan tidak tertipu oleh kondisi materi, mengingat bahwa semua keadaan duniawi adalah sementara dan Akhirat adalah abadi.