Nabi (صلى الله عليه وسلم) tetap berada di belakang kami dalam perjalanan. Dia bergabung dengan kami ketika kami sedang berwudhu untuk shalat 'Asr yang sudah terlambat dan kami hanya mengulurkan tangan basah di atas kaki kami (tidak membasuhnya dengan benar-benar) jadi dia berbicara kepada kami dengan suara keras mengatakan dua kali, "Selamatkan tumitmu dari api."
Teks Hadis & Referensi
Nabi (ﷺ) tertinggal di belakang kami dalam sebuah perjalanan. Beliau bergabung dengan kami saat kami sedang melakukan wudhu untuk shalat Asar yang sudah lewat waktu dan kami hanya mengusapkan tangan basah ke kaki kami (tidak mencucinya dengan menyeluruh) sehingga beliau menegur kami dengan suara keras mengatakan dua kali, "Selamatkan tumitmu dari api."
Kitab: Wudhu | Pengarang: Sahih al-Bukhari | Referensi: Sahih al-Bukhari 163
Analisis Kontekstual
Hadis ini terjadi selama perjalanan ketika para Sahabat sedang melakukan wudhu untuk shalat Asar yang sudah lewat waktu. Keterdesakan situasi menyebabkan beberapa orang lalai dalam mencuci kaki mereka dengan benar selama wudhu, hanya mengusapkan tangan basah ke kaki tanpa pembersihan menyeluruh.
Kedatangan Nabi yang tertunda memungkinkan beliau mengamati kekurangan ini dalam wudhu mereka, menunjukkan pengawasan yang cermat terhadap praktik keagamaan komunitasnya bahkan dalam keadaan menantang.
Keputusan Hukum (Ahkam)
Hadis ini menetapkan sifat wajib mencuci kaki sepenuhnya selama wudhu, termasuk tumit. Hanya mengusap atau mencuci sebagian tidak memenuhi persyaratan.
Keputusan ini berlaku sama untuk musafir dan penduduk, karena Nabi tidak membuat pengecualian untuk kondisi perjalanan. Keterdesakan waktu shalat tidak membenarkan wudhu yang tidak lengkap.
Para ulama menyimpulkan bahwa semua bagian kaki harus dicuci dengan menyeluruh, dengan perhatian khusus pada area yang sering terlewat seperti tumit dan di antara jari-jari kaki.
Signifikansi Spiritual
Pengulangan tegas Nabi ("mengatakan dua kali") menekankan keseriusan mengabaikan kewajiban ini dan konsekuensi spiritualnya.
Penyebutan "api" berfungsi sebagai peringatan kuat tentang bahaya spiritual dari ibadah yang tidak lengkap. Wudhu yang benar bukan hanya pemurnian fisik tetapi persiapan spiritual untuk berdiri di hadapan Allah dalam shalat.
Ajaran ini menekankan bahwa kelalaian dalam tindakan ibadah lahiriah dapat menyebabkan konsekuensi spiritual di Akhirat, menghubungkan tindakan fisik dengan hasil spiritual.
Metode Pedagogis
Nabi menggunakan koreksi segera setelah mengamati kesalahan, menunjukkan pentingnya instruksi keagamaan yang tepat waktu.
Beliau menggunakan suara keras untuk memastikan semua yang hadir mendengar koreksi, menunjukkan sifat publik dalam memperbaiki kesalahan mendasar dalam ibadah.
Peringatan dramatis tentang "api" menciptakan kesan yang abadi, memastikan para Sahabat tidak akan pernah melupakan pelajaran ini tentang wudhu yang benar.