حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ، قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ بْنِ مَسْعُودٍ، أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ، قَالَ قَامَ أَعْرَابِيٌّ فَبَالَ فِي الْمَسْجِدِ فَتَنَاوَلَهُ النَّاسُ، فَقَالَ لَهُمُ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ دَعُوهُ وَهَرِيقُوا عَلَى بَوْلِهِ سَجْلاً مِنْ مَاءٍ، أَوْ ذَنُوبًا مِنْ مَاءٍ، فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِينَ، وَلَمْ تُبْعَثُوا مُعَسِّرِينَ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Abu Huraira

Seorang Badui berdiri dan mulai membuat air di masjid. Orang-orang menangkapnya tetapi Nabi (صلى الله عليه وسلم) memerintahkan mereka untuk meninggalkannya dan menuangkan seember atau gelas air ke tempat di mana dia telah mengeluarkan air kencing. Nabi (صلى الله عليه وسلم) kemudian bersabda, "Kamu telah diutus untuk membuat segalanya menjadi mudah dan bukan untuk mempersulitnya."

Comment

Komentar Hadis: Sahih al-Bukhari 220

Narasi ini dari Kitab Bersuci (Wudu') dalam Sahih al-Bukhari menunjukkan kebijaksanaan Kenabian yang mendalam dalam menangani ketidaktahuan dan mempertahankan kesucian ruang suci.

Insiden dan Konteksnya

Tindakan Badui berasal dari ketidaktahuan tentang etika masjid, bukan penghinaan yang disengaja. Nabi mengakui kurangnya pengetahuannya dan memilih pendidikan daripada hukuman.

Kesucian masjid memerlukan pemurnian, yang dicapai dengan menuangkan air ke area yang kotor, menunjukkan bahwa kemurnian fisik dapat dipulihkan melalui cara sederhana.

Implikasi Hukum dan Spiritual

Hadis ini menetapkan bahwa najasah (kenajisan) di tanah dimurnikan dengan menuangkan air di atasnya, tanpa memerlukan penggalian atau prosedur rumit.

Pernyataan Nabi "Kamu diutus untuk memudahkan dan bukan untuk mempersulit" mewujudkan prinsip dasar fasilitasi (taysīr) dalam hukum Islam, mengutamakan kemudahan daripada kesulitan dalam urusan agama.

Kebijaksanaan Pedagogis

Nabi menunjukkan metodologi pengajaran yang teladan: dia mencegah bahaya, menangani masalah secara praktis, kemudian menjelaskan prinsip dasarnya.

Pendekatan ini mengajarkan Muslim untuk mempertimbangkan keadaan dan tingkat pengetahuan orang ketika mengoreksi kesalahan, menekankan pendidikan yang lembut daripada kecaman keras.