حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلاَنَ، حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ، حَدَّثَنَا مُبَارَكُ بْنُ فَضَالَةَ، حَدَّثَنِي حُمَيْدٌ الطَّوِيلُ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: لَمَّا تُوُفِّيَ النَّبِيُّ ـ صلى الله عليه وسلم ـ كَانَ بِالْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَلْحَدُ وَآخَرُ يَضْرَحُ. فَقَالُوا: نَسْتَخِيرُ رَبَّنَا وَنَبْعَثُ إِلَيْهِمَا فَأَيُّهُمَا سَبَقَ تَرَكْنَاهُ ‏.‏ فَأُرْسِلَ إِلَيْهِمَا فَسَبَقَ صَاحِبُ اللَّحْدِ. فَلَحَدُوا لِلنَّبِيِّ ـ صلى الله عليه وسلم ـ ‏.‏
Salin
Tidak ada yang dimaksud bahwa 'Aisyah berkata

"Ketika Rasulullah (ﷺ) wafat, mereka berselisih pendapat apakah kuburannya harus memiliki ceruk atau aditch di tanah, sampai mereka berbicara dan meninggikan suara mereka tentang hal itu. Kemudian Umar berkata: 'Jangan berteriak di hadapan Rasulullah (ﷺ), hidup atau mati,' atau kata-kata yang bersemaksud. Maka mereka menyuruh orang yang membuat ceruk dan orang yang menggali kubur tanpa ceruk, dan orang yang biasa membuat ceruk datang dan menggali kubur dengan ceruk untuk Rasulullah (ﷺ), kemudian dia (ﷺ) dikuburkan."