"Nafi' bin Azraq dan teman-temannya datang dan berkata: 'Kamu ditakdirkan, wahai 'Imran!' Dia ('Imran) berkata: 'Aku tidak ditakdirkan.'Mereka berkata: 'Ya kamu.' Saya berkata: 'Mengapa saya ditakdirkan?' Mereka berkata: 'Allah berfirman: "Dan lawanlah mereka sampai tidak ada lagi Fitnah (dan musyrik, yaitu menyembah orang lain selain Allah), dan agama (ibadah) akan menjadi untuk Allah saja." [8:39] Dia berkata: 'Kami memerangi mereka sampai mereka dikalahkan dan agama itu hanya untuk Allah saja. Jika Anda mau, saya akan menceritakan kepada Anda sebuah hadits yang saya dengar dari Rasulullah (ﷺ).' Mereka berkata: 'Apakah kamu (benar-benar) mendengarnya dari Rasulullah (ﷺ?') Dia berkata: 'Ya, aku bersama Rasulullah (ﷺ) dan dia telah mengirim pasukan Muslim kepada para penyembah berhala. Ketika mereka bertemu dengan mereka, mereka bertempur dengan sengit, dan mereka (para penyembah berhala) memberi mereka bahu mereka (yaitu, berbalik dan melarikan diri). Seorang pria di antara kerabat saya menyerang seorang penyembah berhala dengan tombak, dan ketika dia dikalahkan dia berkata: "Saya bersaksi bahwa tidak ada yang berhak untuk disembah kecuali Allah, saya seorang Muslim." Tapi dia ragu-ragu dan membunuhnya. Dia datang kepada Rasulullah (ﷺ) dan berkata: "Wahai Rasulullah, aku ditakdirkan." Dia berkata, "Apa yang telah kamu lakukan?" satu atau dua kali. Dia menceritakan kepadanya apa yang telah dilakukannya dan Rasulullah (ﷺ) berkata kepadanya: "Mengapa engkau tidak memotong perutnya dan mencari tahu apa yang ada di dalam hatinya?" Dia berkata: "Wahai Rasulullah, saya berharap saya telah memotong perutnya dan bisa mengetahui apa yang ada di hatinya." Dia berkata: "Kamu tidak menerima apa yang dia katakan, dan kamu tidak mungkin tahu apa yang ada di dalam hatinya!" Rasulullah (ﷺ) tetap diam tentang dia (orang itu), dan beberapa saat kemudian dia meninggal. Kami menguburkannya, tetapi keesokan paginya dia berada di permukaan bumi. Mereka berkata: "Mungkin musuhnya membongkarnya." Jadi kami menguburkannya (lagi) dan menyuruh budak kami untuk berjaga-jaga. Tetapi keesokan paginya dia berada di permukaan bumi lagi kemudian kami berkata: 'Mungkin budak-budak itu tertidur.' Jadi kami menguburkannya (lagi) dan berjaga-jaga, tetapi keesokan paginya dia berada di permukaan bumi (lagi). Jadi kami melemparkannya ke salah satu celah gunung ini.'"