حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ، حَدَّثَنَا أَبُو عَقِيلٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ، حَدَّثَنِي رَبِيعَةُ بْنُ يَزِيدَ، وَعَطِيَّةُ بْنُ قَيْسٍ، عَنْ عَطِيَّةَ السَّعْدِيِّ، - وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ ـ صلى الله عليه وسلم ـ - قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ ‏"‏ لاَ يَبْلُغُ الْعَبْدُ أَنْ يَكُونَ مِنَ الْمُتَّقِينَ حَتَّى يَدَعَ مَا لاَ بَأْسَ بِهِ حَذَرًا لِمَا بِهِ الْبَأْسُ ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
Dikatakan bahwa 'Abdullah bin 'Amr berkata

“Dikatakan kepada Penguasa Allah (ﷺ): 'Siapakah di antara manusia yang lebih baik? ' Dia berkata: “Setiap orang yang murni hatinya dan tulus dalam berbicara.” Mereka berkata: “Sesungguhnya kami tahu apa yang demikian itu, tetapi apakah yang murni hati?” Beliau bersabda: “Sesungguhnya (hati) itu adalah yang saleh dan murni, tanpa dosa, ketidakadilan, dendam atau kecemburuan di dalamnya.”