عَنْ أَنَسٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ مِنَ الشَّهْرِ حَتَّى يُظَنَّ أَنْ لَا يَصُومَ مِنْهُ وَيَصُومُ حَتَّى يُظَنَّ أَنْ لَا يُفْطِرَ مِنْهُ شَيْئًا وَكَانَ لَا تَشَاءُ أَنْ تَرَاهُ مِنَ اللَّيْلِ مُصَلِّيًا إِلَّا رَأَيْتَهُ وَلَا نَائِمًا إِلَّا رَأَيْتَهُ. رَوَاهُ البُخَارِيّ
Salin
Abu Huraira melaporkan Rasulullah berkata, “Agama itu adalah kemudahan, tetapi siapa yang berlebihan, itu akan lebih baik baginya; maka tetaplah pada jalan yang benar, mendekati kesempurnaan, bersukacitalah, dan mintalah pertolongan di pagi hari, malam, dan sebagian di akhir malam.” Bukhari mengirimkannya.