عَنْ أَنَسٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ مِنَ الشَّهْرِ حَتَّى يُظَنَّ أَنْ لَا يَصُومَ مِنْهُ وَيَصُومُ حَتَّى يُظَنَّ أَنْ لَا يُفْطِرَ مِنْهُ شَيْئًا وَكَانَ لَا تَشَاءُ أَنْ تَرَاهُ مِنَ اللَّيْلِ مُصَلِّيًا إِلَّا رَأَيْتَهُ وَلَا نَائِمًا إِلَّا رَأَيْتَهُ. رَوَاهُ البُخَارِيّ
                                
                            Terjemahan
                        Umar melaporkan Rasulullah berkata, “Jika seseorang tertidur dan gagal membaca bagiannya dari Al-Qur'an atau sebagian darinya, jika dia membacanya antara fajar dan shalat tengah hari, itu akan dicatat baginya seolah-olah dia telah membacanya pada malam hari.” Muslim menularkannya.