عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قِيلَ لَهُ: هَلْ لَكَ فِي أَمِير الْمُؤمنِينَ مُعَاوِيَة فَإِنَّهُ مَا أَوْتَرَ إِلَّا بِوَاحِدَةٍ؟ قَالَ: أَصَابَ إِنَّهُ فَقِيهٌ
وَفِي رِوَايَةٍ: قَالَ ابْنُ أَبِي مُلَيْكَةَ: أَوْتَرَ مُعَاوِيَةُ بَعْدَ الْعِشَاءِ بِرَكْعَةٍ وَعِنْدَهُ مَوْلًى لِابْنِ عَبَّاسٍ فَأَتَى ابْنَ عَبَّاسٍ فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ: دَعْهُ فَإِنَّهُ قَدْ صَحِبَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
Salin
Nafi' berkata, “Aku bersama Ibnu Umar di Mekah ketika langit mendung dan dia takut pagi akan datang, jadi dia mengamati witir dengan satu rak'a. Kemudian langit cerah dan dia melihat bahwa hari masih malam, maka dia menjadikannya sepasang dengan shalat satu raka'at; kemudian dia shalat dua raka'at, dan ketika dia takut pagi sudah dekat, dia mengamati witir dengan satu raka'at. Malik menularkannya.