عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: إِنَّ الشَّمْسَ خَسَفَتْ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَعَثَ مُنَادِيًا: الصَّلَاةُ جَامِعَةٌ فَتقدم فصلى أَربع رَكْعَات وَفِي رَكْعَتَيْنِ وَأَرْبع سَجدَات. قَالَت عَائِشَة: مَا رَكَعْتُ رُكُوعًا قَطُّ وَلَا سَجَدْتُ سُجُودًا قطّ كَانَ أطول مِنْهُ
Salin
'Aisyah menceritakan tradisi yang mirip dengan Ibnu 'Abbas dan berkata
Kemudian dia bersujud untuk waktu yang lama, lalu pergi dan matahari telah menjadi cerah. Dia berkhotbah kepada manusia, dan setelah memuji dan memuji Allah dia berkata, “Matahari dan bulan adalah dua tanda Allah; mereka tidak terhalang karena kematian seseorang atau karena kelahiran seseorang, jadi apabila kamu melihat orang yang memohon kepada Allah, nyatakan kebesaran-Nya, berdoalah dan bersedekah.” Dia kemudian berkata, “Wahai kaum Muhammad, aku bersumpah demi Allah bahwa tidak ada yang lebih marah daripada Allah ketika hamba-Nya atau hamba-hamba-Nya melakukan zina. Wahai kaum Muhammad, aku bersumpah demi Allah bahwa jika kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu akan sedikit tertawa dan menangis banyak.” (Bukhari dan Muslim.)