عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: إِنَّ الشَّمْسَ خَسَفَتْ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَعَثَ مُنَادِيًا: الصَّلَاةُ جَامِعَةٌ فَتقدم فصلى أَربع رَكْعَات وَفِي رَكْعَتَيْنِ وَأَرْبع سَجدَات. قَالَت عَائِشَة: مَا رَكَعْتُ رُكُوعًا قَطُّ وَلَا سَجَدْتُ سُجُودًا قطّ كَانَ أطول مِنْهُ
Salin
Abu Musa dijo

Ada gerhana matahari, dan Nabi bangkit dengan gentar takut bahwa jam terakhir tiba. Dia kemudian pergi ke masjid dan berdoa, berdiri, membungkuk dan sujud lebih lama dari yang pernah saya lihat. Kemudian dia berkata, “Tanda-tanda yang Allah kirimkan ini tidak datang karena kematian seseorang atau karena kelahirannya, tetapi Allah menimbulkan ketakutan pada hamba-hamba-Nya melalui mereka. Maka apabila kamu melihat sesuatu yang seperti itu, berusahalah untuk menyebut Dia, memohon kepada-Nya dan memohon ampun kepada-Nya.” (Bukhari dan Muslim.)