عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ قَالَ: خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْمُصَلَّى فَاسْتَسْقَى وَحَوَّلَ رِدَاءَهُ حِينَ اسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ فَجَعَلَ عِطَافَهُ الْأَيْمَنَ عَلَى عَاتِقِهِ الْأَيْسَرِ وَجَعَلَ عِطَافَهُ الْأَيْسَرَ عَلَى عَاتِقِهِ الْأَيْمَنِ ثُمَّ دَعَا الله. رَوَاهُ أَبُو دَاوُد
Salin
Klien Umair Abul Lahm mengatakan dia melihat Nabi berdoa memohon hujan di Ahjar az-Zait1 dekat Az-Zaura',2 berdiri, berdoa, berdoa untuk hujan dan mengangkat tangannya di depan wajahnya, tetapi tidak mengangkatnya di atas kepalanya. Sebuah bagian dari Madinah yang dikatakan mendapat nama itu karena batu-batu hitam di sana yang tampak seolah-olah mereka telah diolesi dengan minyak. 2. Sebuah rumah di Medina. Abu Dawud mentransmisikannya, dan Tirmidhi dan Nasa'i mengirimkan sesuatu yang serupa.