عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ قِبْلَةٌ» . رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ
Salin
'Utsman b. Mazun berkata, “Rasulullah, beri kami izin untuk menjadi kasim.” Rasulullah berkata, “Barangsiapa menjadikan seorang kasim atau menjadi seorang kasim itu sendiri, bukanlah milik kami; puasa itu adalah tujuan itu di antara kaumku.” Dia kemudian berkata, “Beri kami izin untuk menjalani kehidupan pengembaraan penyembah.” Beliau menjawab, “Kehidupan para penyembah di antara kaumku adalah jihad di jalan Allah.” Dia berkata, “Beri kami izin untuk mengadopsi kebimbangan.” Beliau menjawab, “Kebangkitan di antara kaumku terdiri dari duduk di masjid-masjid menunggu waktu shalat.” Baghawi menularkannya dalam Syariah as-sunna.