عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَعَدَ فِي التَّشَهُّدِ وَضَعَ يَدَهُ الْيُسْرَى عَلَى رُكْبَتِهِ الْيُسْرَى وَوَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى رُكْبَتِهِ الْيُمْنَى وَعَقَدَ ثَلَاثًا وَخمسين وَأَشَارَ بالسبابة وَفِي رِوَايَةٍ: كَانَ إِذَا جَلَسَ فِي الصَّلَاةِ وَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ وَرَفَعَ أُصْبُعَهُ الْيُمْنَى الَّتِي تلِي الْإِبْهَام يَدْعُو بِهَا وَيَدَهُ الْيُسْرَى عَلَى رُكْبَتِهِ بَاسِطَهَا عَلَيْهَا. رَوَاهُ مُسلم
Salin
Abdullah b. Mas'ud berkata

Ketika kami berdoa bersama Nabi, kami berkata, * “Damai sejahtera bagi Allah sebelum dimohon untuk hamba-hamba-Nya; damai sejahtera bagi Jibril; damai sejahtera bagi Mikhail; damai sejahtera bagi orang itu dan itu.” Ketika Nabi selesai, dia memalingkan wajahnya kepada kami dan berkata: “Jangan katakan, “Damai sejahtera bagi Allah”, karena Allah sendiri adalah Damai. Apabila salah seorang di antara kamu duduk saat shalat, dia berkata, “Persembahan lidah, perbuatan ibadah dan segala kebaikan adalah milik Allah. Salam atas kamu wahai Nabi, dan rahmat dan nikmat Allah. Salam sejahtera atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang benar (karena ketika Dia mengatakan bahwa hal itu mencapai setiap hamba yang benar di langit dan di bumi). Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya.” Kemudian ia dapat memilih permohonan apa pun yang disenangkannya dan mempersembahkannya. Yaitu pada tashahud. (Bukhari dan Muslim.)