Abu Huraira menceritakan tentang orang-orang miskin yang datang kepada Rasul Allah dan berkata, “Para pemilik kekayaan besar telah memperoleh semua nilai tertinggi dan kebahagiaan abadi.” Ketika dia bertanya apa maksud mereka, mereka menjawab, “Mereka berdoa seperti kami, mereka berpuasa seperti kami, mereka memberi sedekah tetapi kami tidak, dan mereka membebaskan budak tetapi kami tidak.” Maka Rasulullah berkata: “Tidakkah aku akan mengajarkan kepadamu sesuatu yang dengannya kamu akan mengejar orang-orang yang mendahuluimu dan mendahului orang-orang yang datang sesudah kamu, melainkan orang-orang yang melakukan apa yang kamu lakukan lebih baik daripada kamu?” Pada jawaban mereka, “Sesungguhnya, wahai Rasulullah,” dia berkata, “Sembahagilah Allah, nyatakan kebesaran-Nya, dan pujilah Dia tiga puluh tiga kali setelah setiap shalat.” Abu Salih mengatakan bahwa para emigran miskin kembali kepada Rasul Allah dengan mengatakan, “Saudara-saudara kita, pemilik harta, telah mendengar apa yang telah kita lakukan, dan mereka telah melakukan hal yang sama,” dan dia menjawab, “Itu adalah anugerah Allah, yang Dia berikan kepada siapa yang Dia kehendaki.” (Al-Qur'an; 5:54; 57:21; 62:4.) (Bukhari dan Muslim) Apa yang dikatakan Abu Salih diserahkan sampai akhir hanya oleh Muslim. Sebuah versi memiliki, “Puji Tuhan sepuluh kali setelah setiap doa, pujilah Dia sepuluh kali, dan nyatakan kebesaran-Nya sepuluh kali,” bukan tiga puluh tiga kali yang diberikan oleh Bukhari.